Beberapa Pegawai Kemhan Sudah Laporkan Koperasi Umama ke Polisi
Salah satu pegawai Kemhan, Rosidah Begam menegaskan sampai saat ini belum ada pertanggung jawaban dari Koperasi Umamah
Editor: Hendra Gunawan
Rosidah menjelaskan, investasi berjalan lancar hanya dalam tiga bulan awal saja, sejak Juni 2016. Namun tiga bulan selanjutnya, investasi pun nihil serta tidak ada transparansi dana dari pihak Hj Essy Aprilita dan juga Yani.
"Tiga bulan terakhir tuh kosong sama sekali. Keuntungan enggak ada dan modal enggak balik. Padahal ada keberangkatan jemaah pada Agustus dan Desember 2016," jelasnya.
"Terus dia (Essy) bilang, dia ada kerugian. Kalau ada dasar kerugian dia harus ada transparansi dong? Kalau emang ada blocking tiket mana bukti data realnya. Dia bilang kerugian terus tapi gamau nunjukin datanya. Ada dua keberangkatan, harusnya 1,2 M itu balik. Katanya abis ga balik ke modal," sambungnya.
Sempat terjadi mediasi. Dalam mediasi tersebut, Essy mengatakan kepada korban-korbannya kalau dirinya bukan maksud untu menipu.
Melainkan, Koperasi Umama memang tidak memiliki uang dan belum bisa mengembalikan modal kepada para korbannya.
"Dia bilang, bukan maksud nipu tapi duitnya abis kepake. Kalau gak ada penggelapan, harusnya ada transparansi. Bawa semua data dibuka, tapi dia gak berani," tuturnya.
"Setelah dibuat laporan, ibu Essy datang ke saya dan mencoba mencicil uang saya untuk dikembalikan. Tapi baru masuk Rp. 15 juta aja selebihnya belum. Saya inves ke mereka Rp. 70 juta. Pas ditanya, dia gak ada uang dan ikuti prosedur hukum," tutur Rosidah Begam.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan langsung dari pihak Koperasi Umamah, Essy Aprillita dan Ibu Yani, selaku orang-orang yang diduga melakukan tindak pidana penggelapan dan pencucian uang.