Bom Kedua Meledak dan Lukai Tasdik saat Dia Hendak Menolong Polisi
Saat tiba di kawasan Terminal Kampung Melayu, Tasdik tengah berhenti sejenak. Tidak lama berhenti, tiba-tiba dia mendengar suara dentuman keras.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
"Mau ngangkat korban, posisinya dekat wc umum di tengah-tengah Kampung Melayu itu. Saya mau ngangkat, belum sampai kita angkat bom kedua meledak lagi," ujar Tasdik.
Kali ini, Tasdik menjadi korban ledakan. Darah langsung mengucur deras dari tubuh Tasdik setelah ledakan tersebut.
Baca: Ahmad Sukri Tiga Bulan di Garut, Sempat Mengontrak di Kawasan Cempaka Kecamatan Karangpawitan
Ia lalu meninggalkan polisi yang terkapar dan memilih menyelamatkan diri. Apalagi, jaket hingga celana yang dikenakan Tasdik ikut robek akibat efek ledakan tersebut.
"Saya raba begini, darah sudah mengalir, saya lihat lengan saya yang robek itu sudah ada darahnya," ungkap Tasdik.
Selain terluka parah, kuping Tasdik juga berdengung hebat. Ia mengaku ledakan bom kedua sangat dekat dengan dirinya. Beruntung, seorang tukang ojek memberi pertolongan.
Kepada Tasdik, tukang ojek yang tidak diketahui namanya tersebut berjanji akan menolong Tasdik hingga dirinya dirawat.
"Bapak akan saya tolong sampai selesai," ujar tukang ojek tersebut.
Tukang ojek tersebut lalu mengantar Tasdik ke klinik yang berada dekat Kampung Melayu.
Namun, setiba di klinik tersebut Tasdik ditolak. Sebab, pihak klinik mengaku tidak bisa menangani dirinya.
"Sampai di situ dokternya bilang tidak sanggup, akhirnya saya diantar ke pos polisi Cawang," jelas Tasdik.
Polisi yang berjaga akhirnya mengantarkan Tasdik ke Rumah Sakit Budi Asih. Lalu Tasdik angsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pihak rumah sakit lalu memberikan pertolongan pertama dan ronsen.
Berdasar hasil pemeriksaan dokter, Tasdik mengalami luka di punggung kanan, lengan dan betis.
Tasdik harus menerima 14 jahitan di punggung, 10 jahitan di betis dan operasi di bagian tangan karena ada bagian otot yang terlepas.