Bom Kedua Meledak dan Lukai Tasdik saat Dia Hendak Menolong Polisi
Saat tiba di kawasan Terminal Kampung Melayu, Tasdik tengah berhenti sejenak. Tidak lama berhenti, tiba-tiba dia mendengar suara dentuman keras.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
"Yang di lengan itu operasi kemarin penanganannya tiga jam karena ada otot tendon yang putus, harus disambung kembali," jelas Tasdik.
Trini, istri Tasdik mengaku tidak memiliki firasat bom bunuh diri di Kampung Melayu bakal mencederai sang suami.
Namun demikian, Trini menyebut saat peristiwa tersebut terjadi, Tasdik tidak lagi melakukan kebiasaan.
Biasanya, sebelum tiba di rumah, Tasdik kerap mengirim pesan pendek atau menelepon dirinya.
"Nggak ada firasat buruk. Tapi kan tiap hari biasanya telepon atau WhatsApp ini kok enggak," ungkap Trini.
Trini sendiri mengetahui suaminya menjadi korban, Rabu (24/5/2017) sekira pukul 10.00 malam kurang lebih satu jam setelah kejadian dari seorang polisi yang menghubunginya.
"Pas jam 10 kita lagi santai namanya abis pulang kerja. Anak-anak lagi nonton televisi. Ada telepon jam 10 yang ngangkat anak saya, dari kepolisian, dikasih ke saya," tutur Trini seraya mengaku kaget usai mendengar penjelasan dari polisi perihal kondisi sang suami.
"Sempat shock juga sih kaget juga pas pak polisi bilang kejadiannya karena bom bunuh diri, lemes," ungkapnya.
Ia lalu bersama kedua anaknya bergegas menuju Rumah Sakit Budi Asih, Jakarta Timur. Sebab, menurut penuturan sang polisi, ia diminta segera bergegas menuju rumah sakit.
"Saya buru-buru aja gitu, kata pak polisi kalau mau cepet-cepet jenguk bapaknya, langsung saja ke RS Budhi Asih, bapaknya udah di sini," ungkap Trini.
Trini pun lega usai menemui sang suami. Ia bersama kedua buah hatinya setia mendampingi Tasdik menjalani perawatan di rumah sakit. (fahdi fahlevid/Apfia Tioconny Billy)