Anomali Pemudik Motor, Dilarang Kasihan, Tidak Dilarang Salah
Berbagai macam alat transportasi menjadi pilihan masyarakat untuk dapat menemui keluarga di kampung halaman saat Mudik Lebaran 2017.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Sebanyak 70 persen di antaranya adalah mereka yang membawa kendaraan sepeda motor untuk pergi ke kampung halaman.
Pengamat transportasi dari UGM, Sigit Priyanto mengatakan pemerintah harus memiliki aturan yang jelas dan tegas untuk mencegah pemudik tetap nekat untuk naik motor.
Sehingga, kata dia, mudik lebaran kali ini bisa mengurangi angka kecelakaan yang terjadi. Meski dirasa tidak mungkin "zero accident".
"Tidak ada yang mau momen lebaran ini, justru banyak kecelakaan dan banyak orang yang meninggal. Pemerintah harus punya regulasi yang jelas," ujarnya.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi juga mengkritik kepada dealer sepeda motor yang sangat mudah memberikan kredit kepada konsumen, apalagi menjelang lebaran.
"Ini banyak yang saya perhatikan motor baru di jalanan. Artinya, banyak juga dealer yang mudah memberikan kredit," ungkapnya.
Perketat syarat kredit, kata dia, harus dilakukan oleh dealer, hal itu juga yang akan mencegah adanya kredit macet bagi masyarakat yang hanya bisa membayar "down payment" (DP) tanpa dapat membayar cicilan.
Sementara itu, pihak kepolisian, jelas Kakorlanotas Mabes Polri, Irjen Pol Roycke Lumowa sudah menyiapkan 30 titik posko pemudik khusus untuk para pemudik yang tetap berkendara menggunakan sepeda motor.
"Aneh kan? Kita mengimbau untuk tidak pakai sepeda motor, tapi kita siapkan posko khusus bagi pesepeda motor di sepanjang jalur yang dilewati pemudik," kata dia.
Pemudik yang mengendarai motor, juga diharapkan tidak menambah kapasitas motor melebihi dari yang sudah ditentukan.
Tidak disarankan lagi bagi para pemudik untuk menambah papan atau kayu tambahan di jok belakang.
"Tidak perlu ada tambahan untuk membawa barang bawaan. Kalau sudah tidak muat, silakan pakai moda transportasi yang lain," tegas Roycke. (rio)