Ditinggal Mudik, Sampah Bekasi Malah Menggunung
Naiknya kuota sampah dipicu karena meningkatnya aktivitas warga dalam merayakan hari lebaran Idul Fitri 1438 H.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Meski warga Kota Bekasi banyak yang mudik lebaran ke kampung halamannya, namun jumlah produksi sampah di wilayah setempat malah bertambah.
Naiknya kuota sampah dipicu karena meningkatnya aktivitas warga dalam merayakan hari lebaran Idul Fitri 1438 H.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Lutfie mengatakan, jumlah sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu pada umumnya mencapai 1.800 ton per hari. Pada libur lebaran ini naik sekitar 200 ton menjadi 2.000 ton per hari.
"Masyarakat memang banyak yang mudik, tapi sampah yang dihasilkan warga yang tidak mudik justru meningkat saat memasuki hari raya sampai hari lebaran," kata Lutfie kepada Warta Kota pada Minggu (2/7/2017).
Lutfie mengatakan, sampah yang mendominiasi saat libur lebaran ini adalah jenis plastik seperti bekas busana, makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Daya beli konsumen cenderung meningkat menjelang hari raya sebagaimana tradisi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Berbeda ketika hari biasa, masyarakat muslim tidak bersamaan membeli kebutuhan tersebut. "Menjelang lebaran, masyarakat banyak yang membeli sepatu, sandal, pakaian, makanan atau barang yang menyisakan sampah," ujarnya.
Saat mudik lebaran kemarin, setidaknya masih ada 556.000 warga yang merayakan hari raya di Kota Bekasi. Sementara sisanya 1.844.000 jiwa dari 2,4 juta warga Kota Bekasi telah bertolak ke kampung halamannya di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi.
"Kota Bekasi merupakan mitra Ibu Kota DKI Jakarta, sehingga masyarakatnya sangat heterogen dengan menetap di Bumi Patriot," jelasnya.
Meski kuota sampah meningkat, Lutfie memastikan tidak ada penumpukan sampah di tempat penampungan sementara atau permukiman warga.
Soalnya Lutfie tetap menyiagakan petugas piket hingga H+7 lebaran atau Minggu (2/7). Para petugas secara bergantian bertugas mengangkut sampah-sampah yang dihasilkan selama libur lebaran.
"Kompensasinya kami berikan uang lembur sebesar Rp 75.000 per hari," imbuhnya.
Asisten Daerah II Dadang Hidayat menambahkan, saat ini jumlah Pekerja Harian Lepas (PHL) pada Dinas LH tercatat sebanyak 1.300 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 80 persen diberikan tugas piket secara bergantian.
Petugas piket dibagi menjadi dua shift yang sudah disepakati bersama. "Mereka tetap bertugas meski warga lainnya sedang cuti lebaran," kata dia.
Namun, usai cuti lebaran pihaknya akan memberikan disepensasi kelonggaran cuti bagi pegawai yang masuk bekerja saat lebaran. Namun, mereka tetap harus menunggu giliran agar tugasnya tidak terbengkalai.
"Sesuai instruksi pak Wali Kota Bekasi bahwa petugas yang piket pada hari lebaran, bakal ada pengkhususan cuti setelahnya," jelas Dadang. (Fitriyandi Al Fajri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.