Ini Kronologis Lengkap Seorang Pria di Bekasi Dibakar Massa Dituduh Mencuri Ampli Musala
Rojali lalu menceritakan kronologi peristiwa hilangnya amplifier musala hingga akhirnya MA diduga sebagai pelaku pencurian.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
Saat pengejaran itu, Rojali mengaku sama sekali tidak pernah berteriak 'maling' kepada MA.
Teriakan maling justru terjadi saat sejumlah warga yang didominasi anak muda sudah berkumpul di tepi kali tempat MA menceburkan diri.
"Saya saat itu juga ikut mengejar. Tapi Demi Allah, Demi Rasulullah, saya tidak meneriaki dia. Justru saya meminta agar dia dilepaskan dan amplifier Musala bisa kembali," kata dia dengan suara tegas.
Bersujud
Bogem mentah tidak dapat dihindari, saat MA keluar dari kali dan tersungkur di jalanan.
Rojali masuk ke dalam kerumunan dan meminta tokoh masyarakat setempat menenangkan massa.
Beberapa pukulan juga sempat melayang ke arah belakang Rojali dan tokoh agama yang berada untuk melindungi MA.
"MA sempat bangun dan bersujud minta maaf di hadapan saya. Dia bilang minta maaf berulang kali," ucap lirih Rojali.
Selanjutnya, suasana di lokasi kejadian untuk beberapa saat mulai tenang ketika tokoh masyarakat hadir dan akan membawa MA ke Balai Desa setempat untuk dilindungi.
Baca: Muhadkly Acho Ingin Jual Unit Apartemen tapi Bingung Lantaran Belum Diberi Sertifikat Kepemilikan
Rojali mempercayai langkah selanjutnya kepada tokoh setempat untuk penanganan selanjutnya. Ia lalu kembali ke motor MA dan mengambil satu amplifier yang dibawa oleh MA.
"Saya baru tahu malamnya kalau dia dibakar. Demi Allah, itu biadab sekali. Tak pernah saya berpikir kalau akan berakhir seperti itu. Allah membalas perbuatan itu," ucapnya seraya jari telunjuknya menghadap ke atas.
Saat kembali ke sepeda motor, Rojali menemukan terdapat tiga buah amplifier yang dibawa oleh MA.
Namun, hanya satu amplifier musala yang dikenali Rojali. Ia pun mengambil amplifier tersebut untuk dikembalikan ke musala.
"Di Musala ini, hanya satu yang hilang, tidak ada lagi. Dua amplifier lainnya di motor dia, saya tidak tahu dari mana. Saya tidak mau berburuk sangka," tandasnya.
Baca: Jadi Viral! Video Ibu Pengemudi Ojek Online Sedang Makan, Netizen Terharu Lihat Perjuangannya
Tidak rusak
Rojali meyakinkan, amplifier yang dibawa oleh MA tidak dalam kondisi rusak. Itu terbukti saat ia bisa menggunakan pengeras suara dengan amplifier sebagai perangkatnya saat mengumandangkan adzan Salat Ashar sebelum kejadian.
Selain itu, tidak ada warga sekitar yang memesan jasa MA untuk memperbaiki amplifier musala.
Menurut Rojali, jikalau amplifier rusak, maka pamannya, Zainudin, yang akan memperbaikinya. Zainudin terbilang mempunyai keahlian itu.
Baca: Jangan Besar-besarkan Polemik Patung Raksasa di Kelenteng Tuban
Bukan hanya itu, tempat tinggal MA yang berada di Cikarang Utara terbilang sangat jauh dari Musala Al Hidayah, yakni berjarak sekitar 25 kilometer.
Para warga di sekitar musala pun tidak ada yang mengenal maupun mengetahui jika MA berprofesi sebagai tukang reparasi alat elektronik seperti amplifier. (rio/Kompas.com/suf).