Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalur Layang Special Bridge MRT Sepanjang 170 meter Dibangun dengan Metode 'Spesial'

Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di beberapa lokasi ditinjau oleh direktur-direktur MRT bersama awak media, Senin (14/8/2017)

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Jalur Layang Special Bridge MRT Sepanjang 170 meter Dibangun dengan Metode 'Spesial'
Tribunnews.com / VINCENTIUS JYESTHA
Perwakilan dari konsorsium kontraktor pengerjaan Stasiun Fatmawati Tokyu-Wijaya Karya, Sony saat menerangkan pembangunan Special Bridge, di Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di beberapa lokasi ditinjau oleh direktur-direktur MRT bersama awak media, Senin (14/8/2017).

Salah satu lokasi proyek tersebut berada di daerah Fatmawati, yang akan digunakan sebagai stasiun MRT.

Proyek di Fatmawati itu adalah jalur layang yang biasa disebut Special Bridge, yang berada di atas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) TB Simatupang.

Perwakilan dari konsorsium kontraktor pengerjaan Stasiun Fatmawati Tokyu-Wijaya Karya, Sony, mengatakan jalur tersebut memiliki panjang sekira 170 meter dan tinggi 25 meter.

Jalur layang panjang yang berkelok tersebut, melintasi tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) TB Simatupang dari Jalan Fatmawati ke arah Cipete.

Jalur tersebut dibangun dengan metode 'spesial' yakni dengan alat khusus bernama form traveler. Alat ini membantu metode pengecoran secara langsung dari atas sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas di tol JORR.

"Kami memasang Special Bridge dengan cara cor di tempat di atas. Jadi memasang form traveler, beton box-nya menggantung di atas dan bergerak maju," ujar Sony.

BERITA TERKAIT

Menurut Sony, pengerjaan pembangunan jalur Special Bridge di atas JORR ini membutuhkan waktu sekitar empat bulan.

Hal ini lantaran satu segmen atau per 4 meter pengecoran membutuhkan waktu selama sembilan hari.

Alasan pemilihan metode spesial ini dikarenakan lokasi proyek berada di atas jalan tol.

"Kalau menggunakan metode konvensional dengan memasang beton pra-cetak (precast), akan mengganggu jalan tol di bawahnya karena kita harus membangun kolom (pilar) di tengah jalan tol tersebut," ujar Sony.

Dengan beberapa pertimbangan diatas, Sony menggunakan metode spesial itu agar proyek tetap bisa berjalan tanpa mengganggu jalan tol.

Ia juga menyampaikan jika selama pengerjaan tak ada hambatan seperti material jatuh dan kendala cuaca.

Progres jalur ini sendiri mendekati tahap akhir dimana sekarang sedang dilakukan pemasangan parafet di dinding sepanjang jalur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas