Mengintip Perkembangan Terkini Stasiun MRT Underground Senayan, Inilah Foto-fotonya
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus dikejar agar selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan, yakni Maret 2019.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Sesampainya di bawah, pantauan Tribunnews.com, Stasiun MRT Senayan sudah terbentuk dengan rapi. Sudah terdapat ruangan-ruangan seperti ruang yang akan digunakan sebagai karyawan MRT.
Beberapa area bahkan sudah dikeramik dan memiliki tanda bagi para pengguna difabel. Ada pula ruangan menyusui (nursing room) serta ruangan yang digunakan sebagai toilet.
Toilet di stasiun ini nampak telah terpasang dengan keramik di dinding toilet. Terdapat tiga pembagian toilet disini, yakni bagi laki-laki, perempuan, dan penyandang disabilitas.
"Nanti di area ini juga akan dilengkapi vending machine untuk tiket dan juga loket tiket manual bagi penumpang difabel," ujar Silvia Halim di sela-sela tinjauan.
Silvia juga tampak menjelaskan jika akan ada dua akses berbeda guna menuju area platform atau yang lebih dikenal sebagai peron.
Penyandang disabilitas akan menggunakan fasilitas elevator atau lift. Sementara masyarakat umum akan diarahkan untuk menggunakan tangga.
Di area platform, tampak dua jalur MRT di sebelah kanan dan kiri dengan tujuan dari dan ke Bundaran HI. Jarak antar wall-to-wall kedua platform ini sekitar 20 meter.
Tampak area ini telah dipasangi dengan lampu-lampu di dinding platform. Di dinding terowongan sendiri yang terpasang, tampak tulisan seri masing-masing box dan WIKA berwarna biru.
"Itu karena kita memakai produk dari Indonesia yaitu dari WIKA," jelas Silvia.
Terowongan berdiameter 6,05 meter itu telah selesai dibangun sejak April lalu, dengan panjang 6 kilometer dari Bunderan Hotel Indonesia (HI) hingga Patung Pemuda.
"Rel di terowongan akan dipasang dalam waktu dekat. Pokoknya untuk rel ini baik di stasiun layang atau bawah tanah dengan panjang total 30.000 meter akan selesai dipasang pada Maret 2018," tambah Silvia, yang mengenakan kemeja putih dilengkapi rompi kuning dan helm putih.
Amatan Tribunnews.com, semua direktur dan media yang berada di terowongan tampak berkeringat. Bahkan keringat cenderung mengalir deras di sekitar wajah dan leher mereka.
Menurut Williy, sapaan akrab William Sabandar, hal ini lantaran belum terpasangnya sirkulasi udara.
Berada 16 hingga 18 meter di bawah tanah, Willy memaparkan akan mempertahankan suhu di stasiun di kisaran 25 derajat Celcius.