Prostitusi Terselubung Marak di Dekat Bandara Soekarno-Hatta
Dewandono Prasetyo menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat guna menertibkan warung remang - remang ini.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Wartakotalive.com. Andika Panduwinata
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sejumlah warung remang - remang marak didirikan di dekat Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Praktik prostitusi terselubung itu kerap ditemukan di lokasi Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Sejumlah kafe hiburan malam didirikan di lahan milik PT Angkasa Pura II.
Kafe - kafe itu bahkan menyediakan sejumlah wanita penghibur.
Manager Humas Bandara Soetta, Dewandono Prasetyo menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat guna menertibkan warung remang - remang ini.
Jajarannya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan razia praktik prostitusi itu.
"Memang itu lahan milik PT AP II, kami akan bicarakan masalah ini dengan Pemda gimana untuk ke depannya," ujar Pras kepada Warta Kota di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (18/8/2017).
Baca: Tiga PSK Bertubuh Subur Ini Terjadi Razia di Warung Remang
Pras menyebut lahan tersebut sebenarnya akan diperuntukan dalam proses kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Hal itu sudah dibicarakan sebelumnya dalam beberapa waktu belakangan ini.
"Memang banyak yang mendirikan warung atau bangunan di lokasi itu. Rencananya lahan itu nantinya akan digunakan oleh Pemda, tapi belum tahu untuk apa dan bagaimana. Masih tahap koordinasi," ucapnya.
Sementara itu Camat Kosambi, Murhadi menambahkan pihak PT AP II sebagai pemilik lahan mempunyai kewenangan untuk membongkar warung - warung yang dijadikan praktik prostitusi ini.
Ia mengungkapkan jajarannya padahal sudah menggelar razia, namun pratik esek - esek itu masih saja ada.
"Kami hanya menunggu intruksi saja untuk melakukan pembongkaran. Kan PT AP II sebagai pemilik lahannya," kata Murhadi.
Murhadi menuturkan mayoritas di kafe itu adalah wanita yang sebelumnya bekerja di kawasan Dadap, Kabupaten Tangerang.
Ia sudah menyarankan agar pemilik bangunan untuk membongkar warung remang - remang ini atas kesadaran sendiri.
Namun nyatanya sang pemilik kafe masih saja membandel.
Warung remang - remang bersemi permanen tersebut tetap saja buka hingga dini hari meski sudah diberi peringatan.
Sejumlah perempuan dengan berpakaian minim hilir mudik di lokasi itu. Banyak pengunjung juga yang berdatangan menikmati hiburan malam.
"Banyak yang pulang dari situ dalam kondisi mabuk," imbuhnya.
Murhadi menyatakan dalam waktu dekat ini pihaknya akan menggelar rapat bersama PT AP II dalam membahas mengenai penyakit masyarakat itu.
Jajarannya berkoordinasi dengan pengelola Bandara Soetta bahwa prosesi pembongkaran direncanakan pada awal September 2017.
"Setelah pembongkaran, dilakukan pemagaran. Supaya tidak dibangun kembali oleh para pemilik kafe," papar Murhadi. (*)