Dokter Tak Bisa Sentuh Luka di Kepala Hermansyah, Pakar IT yang Diserang di Jalan Tol Jagorawi
Korban pengeroyokan dan pembacokan di jalan tol itu mengaku masih mengalami trauma dan memilih tinggal di rumah aman (safe house).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli IT alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB), Hermansyah, mendadak muncul di acara milad ke-19 Front Pembela Islam (FPI) di Stadion Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta, Sabtu (19/8/2017).
Korban pengeroyokan dan pembacokan di jalan tol itu mengaku masih mengalami trauma dan memilih tinggal di rumah aman (safe house).
Setelah keluar dari rumah sakit, Hermansyah belum berani tinggal di rumahnya, Jalan H Amin 1 RT 04/02, Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok.
"Sekarang saya masih trauma jadi ngga tinggal di rumah saya di Depok. Saya sekarang di rumah aman yang dijaga TNI," ujar Hermansyah ketika ditemui di Stadion Kamal Muara, Jakarta, Sabtu (19/8/2017).
Namun istri dan anaknya masih tinggal di Depok.
"Tapi kadang mereka datang ke rumah yang sekarang saya tempati," tambah Hermansyah.
Meski mengalami trauma, Hermansyah masih mampu menceritakan penyerangan terhadap dirinya.
"Mobil kami ditabrak, lalu kami buka kaca. Saya jalan pelan, cari tempat sepi, berhenti, tahu-tahu diserang dari belakang," cerita Hermansyah.
Meski bersedia untuk bercerita Hermansyah menolak untuk berkomentar mengenai kasusnya.
"Soal kasus langsung ke pengacara saya aja ya. Saya nggak bisa komentar soal itu," ujarnya.
Ia mengatakan sampai saat ini masih dalam perawatan dokter.
"Yang di kepala (luka di kepala), dokter nggak bisa sentuh. Ini kepala kan motorik, jadi ya begini. Tapi saya bersyukur masih diberi hidup," kata Hermansyah.
Hermasyah diserang oleh lima orang pria yang menggunakan dua mobil di jalan tol Jagorawi, pada 9 Juli 2017 lalu. Saat itu Hermansyah tengah bersama istrinya, Irina, seorang warga negara asing.
Akibat serangan tersebut Hermansyah sempat dirawat dan menjalani operasi di RS Hermina Depok, dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto pada Senin (10/7/2017).
Ketika ditemui wartawan, Hermansyah mengaku kondisinya sudah membaik.
"Kondisi alhamdulillah sudah bisa keluar dari rumah sakit meski masih harus tetap mendapat perawatan dari dokter," ujar Hermansyah.
Dia mengaku masih kesulitan dan membutuhkan bantuan saat berjalan.
Hermasyah kemudian menunjukan beberapa bekas luka akibat serangan itu.
"Yang paling saya rasakan ya di bagian saraf, karena kan ada total 10 luka. Yang di kepala ini dokter gak bisa sentuh," tambah Hermansyah.
Beberapa hari sebelum diserang, Hermansyah tampil di sebuah acara diskusi sebuah stasiun televisi yang membahas perkara pidana yang menjerat Habib Rizieq.
Dalam acara itu Hermasyah menyebut barang bukti kasus Rizieq merupakan hasil rekayasa teknologi.
Polisi kemudian menangkap lima orang pria sebagai tersangka penyerangan yaitu Edwin Hitipeuw (37) dan Lauren Paliyama (31) cs.
Mereka dikenal sebagai debt collector alias penagih utang yang pada dini hari itu pulang dari minum-minum di sebuah tempat hiburan malam.
Baca: Mantan Karyawan PT Freeport Mogok, Bakar Mobil Milik Perusahaan
Kerukunan Umat Beragama
FPI menggelar milad ke-19 bertema Merawat Kebhinekaan dalam Bingkai NKRI Bersyariah. Acara Milad FPI dimulai sejak pukul 03.00 WIB diawali dengan salat tahajud dan subuh berjamaah.
Acara itu dihadiri sejumlah kalangan nonmuslim di antaratanya Ketua Badan Musyawarah Kristen Indonesia, Agus. Ia memberikan hadiah berupa satu buket bunga mawar kepada Ketua FPI Sobri Lubis.
Acara tersebut juga dihadiri Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) perwakilan Katolik, Budi Pratikno, Kepala Muslim Tionghoa Indonesia (Musti) Jusuf Hamka, serta Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) DKI Jakarta, Pendeta S Supit.
Agus mengungkapkan kehadiran perwakilan ormas agama lain dalam acara ini adalah untuk memupuk toleransi antar umat beragama.
"Kerukunan antar umat beragama ini harus ditingkatkan, sebuah kualitas yang ada di Indonesia," ujar Agus kepada wartawan.
Dia berpesan kepada FPI untuk memupuk rasa persaudaraan antarumat beragama.
Pidato Lewat Telepon
IMAN Besar FPI, Habib Rizieq Shihab, tak hadir dalam acara itu karena masih berada di Arab Saudi. Namun ia memberikan sambutan melalui sambungan telepon.
"TNI dan Polri harus jadi pelindung bangsa dan negara. Prostitusi dan LGBT harus lenyap. Khamr (minuman keras) dan judi harus dibasmi dan musnah," ujar Rizieq.
Rizieq juga meminta anggota FPI untuk patuh terhadap ulama dan pemimpin.
"Untuk menuju Indonesia berkah kita tidak bisa bekerja sendiri, tapi harus kerjasama secara sinergis dan harmonis antara ulama, pejabat, rakyat, TNI dan Polri, pemodal dan pekerja, si kaya dan si miskin, semuanya wajib bekerjasama bahu membahu, gotong royong membangun negara," tegas Rizieq.
Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan, yang hadir dalam acara itu, berharap FPI mampu merawat kebhinnekaan di Indonesia. Dia juga mengingatkan agar FPI tidak mengancam keberagaman yang dimiliki Indonesia.
"Harus hadir bukan mengancam. Harus hadir justru merawat kebhinekaan. Mari tunjukkan ke dunia bahwa 19 tahun perjalanan kemarin dan tahun-tahun ke depan adalah tahun-tahun masyarakat Indonesia merasakan kehadiran FPI sebagai penjaga kebhinnekaan," ujar Anies.
Anies juga meminta FPI menghadirkan keadilan sosial bagi masyarakat. Bagi Anies, persatuan bangsa tidak akan tercapai jika ketimpangan sosial masih terjadi.
"Kita sering bicarakan persatuan tapi melewatkan keadilan. Padahal keadilan itulah pondasi persatuan. Insya Allah FPI siap menghadirkan keadilan sosial di Indonesia," ujarnya. (tribunnetwork/fah)