Dana First Travel Dipakai Membayar Properti, Mobil Mewah hingga Barang Bermerek
Semenjak kasus ini bergulir, PPATK telah secara proaktif melakukan penelitian terhadap puluhan rekening yang terkait First Travel di beberapa bank.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Terbaru, hasil penelusuran sementara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sebagian besar dana First Travel digunakan oleh Andika Surachman (31) dan Anniesa Hasibuan (31) untuk investasi, membayar properti dan mobil mewah, hingga membeli barang-barang pribadi mewah nan bermerek alias branded.
"Uangnya sebagian digunakan untuk beli rumah dan kendaraan, sebagian diinvestasikan, dan ada yang untuk kepentingan pribadi," ungkap Ketua PPATK, Kiagus Ahmad Badaruddin kepada Tribun, Senin (21/8/2017) malam.
Penyidik Bareskrim Polri saat ini sudah menyita lima mobil terkait kasus penipuan dan penggelapan uang biro perjalanan umrah First Travel. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mengatakan, 11 mobil di luar mobil yang sudah disita masih ditelusuri.
Baca: Kisah Perjuangan Para Korban First Travel, Lapor Polisi hingga Audiensi dengan DPR
"Ada sebelas mobil dalam penelusuran karena berpindah tangan atau dijual," ujar Herry.
Sebelas mobil tersebut diketahui belakangan setelah adanya pengembangan kasus dan tambahan informasi. Namun, belum diketahui di mana keberadaan mobil tersebut.
Adapun nomor polisi mobil-mobil yang dimaksud antara lain; F 1051 GT jenis merek Hummer,
F 9 FA merek Mercedez
B 9885 ECB merek Isuzu
B 1382 EKB merek Daihatsu
B 1965 EDG merek Avanza
B 1985 EOO merek Avanza
B 1919 EKW merek Daihatsu
B 1683 EDL merek Avanza
B 1854 EDG merek Luxio
B 1062 EDH, dan B 1645 EKW merek Luxio
Sementara itu, mobil yang sudah disita polisi dari ketiga tersangka yaitu Volkswagen Caravelle warna putih dengan nomor polisi F 805 FT.
Kemudian Mitsubushi Pajero warna putih dengan nomor polisi F 111 PT, Toyota Vellfire warna putih nomor polisi F 777 NA. Daihatsu Sirion warna putih dengan nomor polisi B 288 UAN, dan Toyota Fortuner warna putih bernomor polisi B 28 KHS.
Herry mengatakan, satu tantangan penyidik dalam kasus ini adalah aset yang terus bertambah seiring proses penyidikan.
"Dalam beberapa pemeriksaan, kalau kita temukan aset atau info dari masyarakat, baru dikatakan, 'Oh iya pak, kemarin saya lupa'. Kalau tidak ditanya tidak ngomong," kata Herry. (tribun/fah/rin/yat/kompas/com)