HKTI Rangsang Tumbuhnya Ekosistem Inovasi dengan Berikan Penghargaan Penggerak Pertanian
Kepengurusan baru Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017-2020 resmi dikukuhkan.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepengurusan baru Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017-2020 resmi dikukuhkan.
Pelantikan dilakukan di kantor pusat HKTI di Jalan HOS Cokroaminoto, nomor 57, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/8) malam.
Ketua Umum HKTI, Moeldoko mengatakan, pihaknya berkomitmen penuh membangun inovasi demi menyejahterakan petani.
Selai itu, HKTI juga selalu mengusung ambisi besar mewujudkan ambisi kedaulatan pangan Indonesia. Moeldoko mengatakan, HKTI sudah menyiapkan beberapa langkah untuk mewujudkan ambisi mulia itu.
“HKTI akan berperan sebagai bridging institution dalam sistem inovasi pertanian. Dimulai dengan membangun kemitraan riset dengan universitas, perusahaan, pemerintah, dan komunitas (civil society),” kata Moeldoko.
Mantan penglima TNI itu menambahkan, jika ekosistem inovasi (enabling environment) bisa berjalan kondusif, terutama dalam kebijakan inovasi, rantai nilai pertanian akan berkembang menjadi dunia agribisnis yang baik dan sehat.
Menurut peraih Bintang Adhi Makayasa 1981 itu, hal tersebut sudah terjadi di negara-negara maju.
“Salah satu upaya untuk menuju hal tersebut, HKTI merangsang tumbuhnya ekosistem inovasi dengan membangun tradisi baru dengan memberikan penghargaan kepada tiga tokoh penggerak pertanian dari Aceh, Bali, dan Kabupaten Lingga,” imbuh Moeldoko.
Dalam kesempatan itu, HKTI memberikan penghargaan kepada Bupati Lingga, Alias Wello sebagai Kepala Daerah Perbatasan Peduli Pertanian.
Selama ini, kebijakan Alias mampu mengundang banyak investor dalam bidang pertanian.
Berbagai kebijakan Alias diambil karena dirinya merasa prihatin atas rusaknya beberapa daerah perbatasan lainnya lantaran eksploitasi sumber daya alam yang berujung pada rusaknya lingkungan.
Penghargaan lainnya diberikan kepada Rahmah. Anak petani kopi pendiri PT. Ketiara bersama komunitas perempuan petani kopi di Takengon, Aceh Tengah, memperoleh penghargaan sebagai Pemberdaya Petani Wanita.
Menurut Moeldoko, sepak terjang Rahmah sangat layak diapresiasi. Sebab, di bawah arahan Rahmah, perusahaan tersebut telah mampu menjadi pemain kopi global serta anggota Perkumpulan Pengusaha Kopi Seluruh Dunia (IWCA).
Selain itu, tekad Rahmah untuk meningkatkan penghasilan kaum petani perempuan sudah bisa terwujud meski baru di sekitar lingkungannya.
Sementara itu, Mulyati Gozali menerima penghargaan sebagai Pemberdaya Petani Anggur karena kiprahnya di kawasan Bali Utara.
Saat ini, masyarakat petani anggur binaan Mulyati memiliki kehidupan yang lebih sejahtera.
Hal tersebut karena produk pertaniannya telah mampu memproduksi wine yang mampu bersaing di Bali.
Saat ini, wine tersebut sedang berproses untuk diakui sebagai salah satu minuman berbahan anggur terbaik oleh komunitas wine di Prancis.
Di sisi lain, pelantikan itu juga dihadiri anggota Dewan Pakar HKTI, Jaya Suprana.
Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) itu menantang seluruh pengurus baru untuk bekerja keras menyejahterakan petani.
“Pengurus baru HKTI harus membuktikan bahwa inovasi HKTI di bidang pertanian segera bisa menjadi pemecah rekor dunia,” kata Jaya.