Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Amerika The New York Times Soroti Trotoar Jakarta yang Semrawut dan Jadi Jalur Pemotor

Pasalnya, media yang sangat terkenal ini menuliskan artikel yang membahas soal ibu kota Indonesia, Jakarta, khususnya trotoar yang ada di Kota Jakarta

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Media Amerika The New York Times Soroti Trotoar Jakarta yang Semrawut dan Jadi Jalur Pemotor
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sejumlah pedagang kaki lima nekat berjualan di Trotoar Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/2017). Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengancam akan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan fasiltias Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dari pedagang kaki lima (PKL) dan pengendara yang menerobos trotoar. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Kondisi trotoar kota Jakarta menjadi sorotan salah satu media Internasional besar Amerika, The New York Times.

Pasalnya, media yang sangat terkenal ini menuliskan artikel yang membahas soal ibu kota Indonesia, Jakarta, khususnya trotoar yang ada di Kota Jakarta.

Artikel yang berjudul 'Jakarta, the City Where Nobody Wants to Walk' ini dimuat di portal online-nya pada Minggu (20/8/2017) yang lalu.

Pada artikel ini The New York Times menyorot dan mengomentari trotoar di Kota Jakarta yang membuat orang-orang menjadi malas untuk berjalan kaki.

Melansir The New York Times pada Jumat (25/8/2017) yang mewawancarai Dita Wahyunita, ia mengatakan bahwa dirinya tidak suka jalan-jalan di jalanan Jakarta.

Hal ini dikarenakan trotoar yang tersedia di Kota Jakarta. Dikatakan, trotoar di Jakarta retak dan tidak rata.

Tak hanya itu, ada beberapa penutup selokan yang hilang dan kabel-kabel yang berhamburan serta pengendara motor yang agresif yang terkadang menggunakan trotoar untuk menghindari kemacetan atau sebagai tempat parkir.

Berita Rekomendasi

Baca: Hidup Mewah Bos First Travel, Sehari-hari Dikawal Bodyguard, ke Kantor Selalu Pakai Mobil Hummer

Ditambah, cuaca Kota Jakarta yang luar biasa panas, ada juga polusi udara yang mencekik, dan juga banyaknya ancaman pencopet yang berkeliaran.

"Saya tidak merasa aman berjalan (di Jakarta) karena beberapa alasan. Trotoar di sini mengerikan. Di negara lain, mereka memiliki trotoar lebar hanya untuk pejalan kaki, jadi tidak apa-apa" kata Dita.

Dita sendiri adalah seorang analis pemasaran dan bukan satu-satunya orang yang menghindari kegiatan berjalan di Jakarta.

Pada sebuah studi yang dilakukan oleh para periset di Stanford University, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia dan masuk ke negara terakhir di antara 46 negara dan wilayah untuk jumlah langkah berjalan yang diambil warga negaranya, yaitu rata-rata 3.513 per hari.

Sebagai perbandingan, Hong Kong berada di urutan pertama dengan rata-rata 6.880 per hari, dan Cina yang berada di posisi kedua dengan jumlah 6.189.

Posisi tersebut disusul negara Ukraina, Jepang, dan Rusia dalam posisi lima besar.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas