Cerita Korban Kecelakaan Tol Cipali, Mereka Hampir Bersamaan Terpental Keluar Mobil
Ia mengaku saat itu melihat anak-anak, istri, dan kerabatnya serentak terpental keluar dari mobil Toyota Kijang.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Saefudin (48) korban selamat dalam kecelakaan mobil di Tol Cipali, Indramayu, Jumat (1/9) malam, menuturkan para korban tewas dan luka dari rombongan di kendaraannya terpental saat kecelakaan terjadi.
Ia mengaku saat itu melihat anak-anak, istri, dan kerabatnya serentak terpental keluar dari mobil Toyota Kijang.
Bahkan mereka terpental jauh hingga belasan meter.
Para korban terpental usai kendaraan yang dikemudikan Sabar, ipar Saefudin, kehilangan kendali dan ringsek usai menghantam mobil lain di jalur berlawanan.
"Istri saya terpental sampai di parit di sebelah kiri di jalur ke Jakarta. Sementara mobil kami masuk ke jalur sebelahnya. Sebelumnya istri saya duduk ditengah mobil, menggendong atau memangku anak bungsu kami Fauza yang berusia 3 tahun," kata Saefudin saat ditemui Warta Kota di kediamannya di Perumahan Pondok Sukatani Permai Jalan Semangka VI, RT 12, RW 18, Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok, Sabtu (2/9/2017).
Baca: Guru SDN di Pademangan Timur Ini Kehilangan Nyawa 3 Anaknya, Jadi Korban Laka di Tol Cipali
Menurutnya meski istrinya berada di parit di seberang jalan, anak bungsu yang digendong sang istri terpental di sisi berlawanan di dekat mobil yang ringsek.
"Jadi istri saya terpental ke seberang, sedangkan anak bungsu saya terpental ke arah sini, di sebaliknya," kata Saefudin lirih.
Baca: Kecelakaan Fatal Mobil Toyota Kijang di Tol Cipali Dipicu Insiden Pecah Ban
Tidak mendengar
Di sisi lain Saefudin mengaku dirinya tidak mendengar ada suara ban pecah di mobil Toyota Kijang miliknya yang mereka tumpangi, sebelum akhirnya mobil mengalami kecelakaan di Tol Cipali, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (1/9/2017) malam.
Kecelakaan fatal ini merenggut nyawa tiga anak Saefudin dan dua pasutri kerabatnya yang merupakan saudara ipar.
"Yang saya ingat, sebelum mobil kami ringsek, mobil kami kehilangan kendali, berputar dan akhirnya melompat ke lajur sebelahnya yang berlawanan arah," kata Saefudin saat ditemui Warta Kota di kediamannya di Perumahan Pondok Sukatani Permai Jalan Semangka VI, RT 12, RW 18, Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok, Sabtu (2/9).
Ia mengaku sama sekali tak mendengar ada suara ban pecah di kendaraannya. Saat itu, Saefudin duduk di samping sopir yang dikemudikan adik iparnya Sabar Harianto (40).
"Saya gak dengar ada suara ban pecah. Tiba-tiba mobil kehilangan kendali dan berputar lalu masuk ke jalur sebelah," kata Saefudin.
Hal ini berbeda dengan hasil pemerikaaa polisi yang menyatakan kendaraan yang ditumpangi Saefudin pecah ban sebelum kecelakaan terjadi.
Menurut Saefudin, sebelum berangkat pulang dari Cirebon menuju Jakarta, ia sempat mengisi angin ban dengan tekanan yang dianggap tukang bengkel cukup ideal.
"Saya tanya yang depan berapa dan belakang berapa tekanan anginnya. Tukang bannya bilang depan 35 belakang 40, karena muatan kami banyak. Menurut tukang bannya tekanan angin itu sudah ideal," kata Saefudin.
Reporter: Budi Malau
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.