TRIBUNNEWS.COM - Mendengar kata “start up” tentu merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi.

Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan untuk menemukan pasar yang tepat.

Istilah start up sendiri menjadi populer secara internasional pada masa gelembang dot-com, dimana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan.

Namun, start up sendiri lebih identik dengan bisnis yang berbau teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut.

Di Indonesia perkembangan start up sangat bagus. Beberapa pionirnya, seperti Go-Jek dan Tokopedia menjadi inspirasi untuk perusahaan-perusahaan lainnya yang baru saja bermunculan. Setidaknya ada lebih dari 1.500 perusahaan lokal yang ada di Tanah Air.

Belum lagi, potensi pengguna internet Indonesia yang mencapai 135 juta di 2017 akan terus naik tiap tahunnya.

Peluang ini jugalah yang digunakan oleh Lippo. Melalui berbagai iklan di internet, pengembang ini ingin membangun kota di luar Jakarta, yang memiliki infrastruktur berskala internasional.

Kota baru tersebut bernama Meikarta. Berbagai fasilitas disiapkan, khususnya untuk pendidikan.

Rencananya akan ada sekolah dasar internasional dan nasional, SMP, SMA nasional dan internasional, tiga universitas nasional, pusat riset industri, International Exhibition Center, dan Indonesian Silikon Valley.

Kawasan ini nantinya diperkirakan sebagai wadah berkumpulnya perusahaan start up.

Di Meikarta, dibangunnya Indonesia Silicon Valley  tentunya untuk menunjang kegiatan operasional dan aktivitas keseharian perusahaan berbasis teknologi digital, mulai dari startup, technology leader, hingga institusi pendidikan yang bergerak di bidang informasi dan teknologi (IT).