Curahan Hati Sopir Angkot Palembang, Sehari Pendapatannya Hanya Rp 50 Ribu
Penolakan angkutan konvensional terhadap angkutan online khususnya di kota Palembang, memang marak terjadi belakangan ini.
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Penolakan angkutan umum terhadap angkutan online khususnya di kota Palembang, memang marak terjadi belakangan ini.
Terbaru, seorang sopir angkutan kota (angkot) harus berurusan dengan polisi karena melakukan tindakan pengancaman kepada pengendara mobil pribadi.
Namun dibalik aksi penolakan terhadap angkutan online beberapa waktu lalu yang berakhir ricuh dan beberapa aksi kekerasan lainnya, sebagian sopir angkot memiliki cerita bagaimana mereka harus berjuang hidup dari hasil jerih payah tangan bertumpu pada kendali mobil.
Baca: Bupati Rita Benarkan Bos PT CGA Setor Uang untuk Proyek di Kukar
Seperti yang dikisahkan Firman (47), sopir angkot jurusan Terminal Karyajaya-Pasar 16 Ilir ini hanya mendapatkan penghasilan tidak lebih dari Rp 50 ribu perhari.
Selain karena harga bahan bakar yang relatif tinggi, keberadaan angkutan online juga ditenggarai menjadi penyebab berkurangnya rezeki Firman dan kawan-kawan sesama sopir angkot.
Dengan jumlah penghasilan yang tidak seberapa, Firman mengaku harus membaginya antara keperluan seperti bensin dan perawatan mobil, dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, yakni untuk makan keluarga dan menyekolahkan ketiga anaknya.
Baca: Khofifah Cari Cawagub Setelah Dipastikan Bisa Maju ke Pilgub Jatim
Bagi Firman, angkutan online tidak perlu dihapuskan, namun cukup diberi kuota atau dibatasi jumlah armadanya, sehingga angkutan konvensional tidak ditinggalkan penumpang.
Simak videonya di atas.(*)