Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda dengan Anies, Ahok Malah Sibuk 'WhatsApp-an' Ketika Jakarta Banjir, Ini Alasannya!

Mengacu pada banjir Jakarta, mantan staf Ahok berkicau, beberkan kesaksian mengejutkan

Penulis: Rendy Sadikin
zoom-in Beda dengan Anies, Ahok Malah Sibuk 'WhatsApp-an' Ketika Jakarta Banjir, Ini Alasannya!
Tribunnews.com/Lendy Ramadhan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengacu pada banjir yang melanda Jakarta, seorang netizen yang mengaku mantan staf eks Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berkicau.

Melalui akun jejaring sosial Twitter @thedufresne, pemilik nama Ismail Al Anshori menuturkan perbedaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ahok ketika merespon banjir.

Diketahui, Ismail mengaku pernah menjadi pegawai magang di Balai Kota hingga akhirnya dia diangkat sebagai staf Ahok.

Baca: Kerap Terjebak Macet di Jalan, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Dalam cuitannya yang diunggah pada Kamis (20/10/2017), akun @thedufresne mengaku tidak pernah melihat Ahok di ruang Jakarta Smart City.

Menurut dia, Ahok tidak pernah terlihat berpose di ruangan Jakarta Smart City selama dirinya 19 bulan bekerja bersama Ahok

Ahok, kicaunya, malah sibuk 'bermain' dengan aplikasi pesan singkat WhatsApp.

Berita Rekomendasi

Apa yang dilakukan Ahok dengan WhatsApp?

Baca: Mengaku Eks Staf Ahok, Netizen ini Beberkan Perbandingan Ahok dan Anies Tangani Banjir

"19 bln kerja brg Ahok, gw ga pernah lihat dia berpose foto di ruangan ini. Kl banjir, Ahok sibuk d grup whatsapp penjaga pintu air & lurah," cuit akun @thedufresne.

Akun @thedufresne berkicau, meski sudah siap pada Januari 2016, Ahok tidak pernah ingin menggunakan ruangan tersebut.

"Ruangan ini sdh siap Jan ‘16. Tp Ahok blg: “gw ga mau pake kalo isinya cuma layar gede ga ada fungsinya.” Akhirnya baru diresmikan Juni ‘16," kicau @thedufresne.

Baca: Mobil Pribadi Anies Baswedan Dipasangi Strobo, Perwira Polantas segera Bertindak

Tak hanya itu, @thedufresne mengatakan Ahok sangat responsif ketika saat berkoordinasi melalui WhatsApp.

Bahkan, imbuh @thedufresne, Ahok bersama dirinya kerap kali berdiskusi soal kebijakan via WhatsApp.

"Btw, Ahok itu sangat responsif pas whatsappan. Kalo lg ga ada meeting, dia bales WA dlm wkt 5-10 menit. Gw sering diskusi kebijakan via WA," kicau @thedufresne.

"Dan dia tau detail daerah mana aja yg kena, kepala dinas/lurah mana yg ga kerja, pintu air mana yg ga berfungsi optimal, dsb," cuit @thedufresne.

Nama Ismail ini tidak asing

Dulu dia sempat membuat 'gaduh' media sosial gara-gara blak-blakan soal penyisiran anggaran di DKI hingga memangkas Rp4,5 triliun.

Ismail mengenalkan dirinya dari yang mulanya merupakan pegawai magang di Balaikota hingga akhirnya diangkat menjadi staff khusus Gubernur DKI Jakarta yang khusus menangani anggaran.

Melalui akun Facebooknya, Ismail menuliskan kisah pengalamannya soal penyisiran anggaran di Pemprov DKI Jakarta yang membuat banyak pegawai kelabakan.

Baca: Viral! Dapat Orderan Aneh, Driver Ojek Online Syok Bertemu Sosok Misterius di Terowongan

Sejumlah kejanggalan anggaran yang kemudian ia tanyakan ke dinas terkait tak membuahkan jawaban pasti.

Dia bahkan sempat marah-marah karena dinas-dinas di DKI mengajukan anggaran yang tidak masuk akal.

Hal itu membuat para PNS mengadukan sikap Ismail karena dianggap kurang sopan.

Ismail yang kala itu masih berstatus magang di Pemprov pun mendapat teguran dari Ahok.

Ahok meminta Ismail tidak langsung marah ke pada PNS.

Baca: Mantan Tim Sukses Ahok-Djarot Minta Anies Lebih Sensitif Dalam Berbicara

Setiap keganjilan yang ditemui harus dilaporkan ke Ahok. Sisanya nanti akan diurus oleh Ahok.

"Saya pernah ditegur oleh Bapak (di Balai Kota kami menyebut Pak Ahok dengan "Bapak"). "Ismail, lu ngga perlu marah-marah. Kalo nemu sesuatu, lu kasih ke gue aja biar gue yang tangani." Teguran tersebut dilayangkan ke saya tanggal 26 November 2015 jam 5 pagi melalui Whatsapp. Ketika itu Pemprov DKI Jakarta sedang heboh penyisiran anggaran.," kata Ismail.

Singkat cerita, penyisiran anggaran selama 11 hari itu membuahkan pemotongan anggaran sebesar Rp 4,5 triliun.

Kisah yang dituliskan Ismail itupun banyak dibagikan di media sosial.

Anies dan Jakarta Smart City

Banjir melanda sejumlah titik menyusul hujan deras yang mengguyur wilayah di Jakarta, Kamis (19/10/2017).

Sebagai respon terjadinya banjir tersebut, Gubernur DKI Jakarta yang baru 4 hari menjabat, Anies Baswedan memantau melalui Jakarta Smart City.

Di ruangan sarat monitor tersebut, Anies memastikan dampak hujan deras lewat beberapa CCTV dan laporan dari Qlue.

Berdasarkan pantauan WARTA KOTA, Anies memantau lewat monitor besar yang bisa mempertontonkan kamera CCTV di setiap titik.

Anies Baswedan memantau melalui beberapa CCTV dan laporan yang masuk melalui Qlue di kantor Jakarta Smart City,
Anies Baswedan memantau melalui beberapa CCTV dan laporan yang masuk melalui Qlue di kantor Jakarta Smart City, (Tribunnews.com/Glery)

Anies mengaku mendapat laporan ada tanggul jebol di kawasan Jatipadang, Jakarta Selatan.

"Kalau menurut kepala BPBD, tanggul jebol itu membuat warga mesti dievakuasi," kata Anies kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com usai memantau di Jakarta Smart City, malam ini.

Selain itu, 2 wilayah lain di Jakarta juga dikabarkan terjadi genangan cukup tinggi.

"Di Kemang juga ada genangan tinggi katanya. Tapi laporan lengkapnya belum masuk," kata Anies.

Baca: Hujan Meteor Orionid - Begini Euforia Bahagia Mereka yang Berhasil Menyaksikannya Semalam

Anies sudah meminta petugas bergerak cepat melayani masyarakat.

"Kalau yang di Jatipadang Camat, Lurah dan orang-orang BPBD sudah berada berada disana. Nanti akan secepatnya diperbaiki tanggul jebolnya," ujar Anies.

Melayat di tengah banjir

Anies Baswedan sempat melayat Ridwan (30), warga Cipete Utara Jakarta Selatan yang meninggal akibat tersengat listrik saat hendak memindahkan barang-barang di rumahnya yang tergenang air akibat banjir Kamis petang (23/10/2o17).

Selain melayat, Anies juga sekaligus bertemu warga yang menjadi korban banjir bertahun-tahun.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan melayat Ridwan, korban meninggal dunia saat banjir di kawasan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/10/2017) malam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan melayat Ridwan, korban meninggal dunia saat banjir di kawasan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/10/2017) malam. (Tim Komunikasi Anies Sandi)


Dengan berjalan kaki di jalan yang sempit, Anies tiba di Musala Nurul Iman sekitar pukul 22.41 WIB.‎

Seperti puluhan rumah lainnya di Gang Cempaka RT 03 RW 06 Kelurahan Cipete Utara, Musala Nurul Iman juga terdampak banjir.

Anies Baswedan mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga Ridwan (30), warga Cipete Utara Jakarta Selatan yang meninggal akibat tersengat listrik saat hendak memindahkan barang-barang di rumahnya yang tergenang air akibat banjir Kamis (23/10/2017) petang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas