4 Tugas PT MRT Jakarta, Operator Utama Pengelola Kawasan TOD Koridor Utara - Selatan Fase 1
Mendorong upaya percepatan pembangunan sarana dan prasarana kawasan TOD sesuai Panduan Rancang Kota
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT MRT Jakarta telah ditunjuk sebagai Operator Utama Kawasan Transit Oriented Development (TOD) koridor utara – selatan fase 1 MRT Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar dicanangkan langsung oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).
Baca: Diduga Tipu Ratusan Orang, Pasutri Pengusaha Properti Dilaporkan ke Bareskrim
Dengan penugasan ini, PT MRT Jakarta mempunyai empat tugas utama, antara lain :
1. Mengkoordinasikan pemilik lahan dan/atau bangunan dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan
2. Mendorong upaya percepatan pembangunan sarana dan prasarana kawasan TOD sesuai Panduan Rancang Kota
3. Mengkoordinasikan pemilik lahan dan/atau bangunan, penyewa, serta pemangku kepentingan lainnya dalam pengelolaan, pemeliharaan, dan pengawasan di kawasan TOD
4. Memonitor pengelolaan kawasan TOD, baik dalam hal perencanaan, pemeliharaan, maupun pengembangannya.
William mengatakan bahwa pihaknya siap menjalankan penugasan sebagai Operator Utama untuk kawasan TOD dengan visi Value Capture yang berdampak positif bagi semua pihak.
"Peran kami sebagai Operator Utama akan menjamin safety dan security kawasan sekitar stasiun sehingga semakin banyak pengguna yang menggunakan MRT Jakarta," ujar William.
Baca: Ini Sepak Terjang Bupati Nganjuk: Tersangka KPK, Menang Praperadilan, Terjaring OTT
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa bagi pemilik lahan, kenaikan nilai dapat diinvestasikan kembali untuk pengembangan kawasan, dan bagi Pemerintah Provinsi, nilai perkotaan akan semakin tinggi sehingga secara berkesinambungan meningkatkan penghasilan daerah dan membangun infrastruktur.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta berupaya mewujudkan transportasi Moda Raya Terpadu (MRT) yang akan menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Hingga 30 September 2017, perkembangan konstruksi sipil pengerjaan MRT Jakarta telah mencapai 80,15 persen.
Pengerjaan MRT Jakarta struktur bawah tanah telah selesai 90,22 persen (±6 km), sementara struktur layang dan Depo Lebak Bulus sendiri telah selesai 70,16 persen (±10 km).
Terdapat 13 stasiun yang sedang dibangun saat ini: 7 stasiun layang (Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja), dan 6 stasiun bawah tanah (Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia).
Baca: PT MRT Jakarta Jadi Operator Utama Pengelola Kawasan TOD Koridor Utara-Selatan Fase 1
Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus - Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta; 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan.
Total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali.
Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) dan sistem operasi Automatic Train Operation (ATO) grade 2, yang merupakan teknologi baru bagi Indonesia.
Sementara fase kedua Bundaran HI – Kampung Bandan ditargetkan mulai dibangun pada bulan Desember 2018.
Pemerintah berencana membangun MRT Jakarta untuk dua koridor, yakni Selatan – Utara dan Timur – Barat. Koridor Timur – Barat, dari Cikarang, Bekasi, hingga Balaraja, Banten, ini akan dimulai pada tahun 2020, membentang sepanjang 87 km.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.