Pekerja Pabrik Petasan Cuma Diupah Rp 40 Ribu/Hari
Wawan (19), warga Desa Salembaran Jaya, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, mencari orangtuanya, Maci (46).
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Wawan (19), warga Desa Salembaran Jaya, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, mencari orangtuanya, Maci (46).
Maci merupakan salah satu pekerja di pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Pada Jumat (27/10/2017) siang, dia mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara TK IR Said Sukanto, Jakarta Timur.
Ini merupakan rumah sakit ketiga yang ia kunjungi, setelah RS BUN dan RS Mitra Husada. Namun, di dua rumah sakit sebelumnya, dia tidak menemui ibunya tersebut.
"Saya sudah tanya ke RSIA BUN dan Mitra Husada, tetapi tidak ada. Makanya ke sini," ujar Wawan kepada wartawan, ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara TK IR Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).
Baca: Berbekal Beras, Garam dan Sapu Lidi Abah Ade Mampu Kendalikan Angin dan Hujan
Wawan menjelaskan, Maci sudah dua minggu di perusahaan tersebut. Dia memilih bekerja di tempat tersebut, karena dekat dari tempat tinggalnya.
Sebelum bekerja di tempat itu, pihak keluarga sudah mengingatkan supaya tidak bekerja di sana, karena berbahaya.
Lagi pula, selama bekerja di sana, pekerja hanya mendapatkan uang sebesar Rp 40 ribu per hari.
"Keluarga sudah melarang, karena kita sudah tahu rawan bahaya. Dia bilang kondisi pabrik bahaya. Sebelumnya sudah punya omongan kalau ini pabrik kebakaran, tidak bisa apa-apa, tetapi dia tetap bekerja," tuturnya.
Sehari-hari, menurut Wawan, para pekerja membuat petasan tanpa alat pengaman. Mereka menggunakan tangan untuk memasukkan bahan-bahan membuat petasan. Bahan-bahan membuat petasan itu terkena di badan.
"Masalahnya tempat kerjanya tertutup bahan mercon. Badannya kena juga. Sempat juga pernah bercanda menyalakan mercon," tambahnya.
Di kesempatan itu, Wawan membawa data-data berupa kartu keluarga (KK) dan foto.