Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pekerja Pabrik Petasan Cuma Diupah Rp 40 Ribu/Hari

Wawan (19), warga Desa Salembaran Jaya, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, mencari orangtuanya, Maci (46).

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Pekerja Pabrik Petasan Cuma Diupah Rp 40 Ribu/Hari
Alex Suban/Alex Suban
Puing-puing pabrik dan gudang petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses di Jalan Raya SMPN 1 Kosambi Desa Belimbing RT 20 / RW 10 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, setelah dilanda kebakaran, Kamis (26/10/2017). Puluhan karyawan pabrik ini tewas terbakar dalam peristiwa itu. Warta Kota/Alex Suban 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Wawan (19), warga Desa Salembaran Jaya, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, mencari orangtuanya, Maci (46).

Maci merupakan salah satu pekerja di pabrik petasan milik PT Panca Buana Cahaya Sukses.

Pada Jumat (27/10/2017) siang, dia mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara TK IR Said Sukanto, Jakarta Timur.

Ini merupakan rumah sakit ketiga yang ia kunjungi, setelah RS BUN dan RS Mitra Husada. Namun, di dua rumah sakit sebelumnya, dia tidak menemui ibunya tersebut.

"Saya sudah tanya ke RSIA BUN dan Mitra Husada, tetapi tidak ada. Makanya ke sini," ujar Wawan kepada wartawan, ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara TK IR Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).

Baca: Berbekal Beras, Garam dan Sapu Lidi Abah Ade Mampu Kendalikan Angin dan Hujan

Wawan menjelaskan, Maci sudah dua minggu di perusahaan tersebut. Dia memilih bekerja di tempat tersebut, karena dekat dari tempat tinggalnya.

Berita Rekomendasi

Sebelum bekerja di tempat itu, pihak keluarga sudah mengingatkan supaya tidak bekerja di sana, karena berbahaya.

Lagi pula, selama bekerja di sana, pekerja hanya mendapatkan uang sebesar Rp 40 ribu per hari.

"Keluarga sudah melarang, karena kita sudah tahu rawan bahaya. Dia bilang kondisi pabrik bahaya. Sebelumnya sudah punya omongan kalau ini pabrik kebakaran, tidak bisa apa-apa, tetapi dia tetap bekerja," tuturnya.

Sehari-hari, menurut Wawan, para pekerja membuat petasan tanpa alat pengaman. Mereka menggunakan tangan untuk memasukkan bahan-bahan membuat petasan. Bahan-bahan membuat petasan itu terkena di badan.

"Masalahnya tempat kerjanya tertutup bahan mercon. Badannya kena juga. Sempat juga pernah bercanda menyalakan mercon," tambahnya.

Di kesempatan itu, Wawan membawa data-data berupa kartu keluarga (KK) dan foto.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas