MRT Jakarta Siapkan Rencana Penanganan Penumpang Jika Ada Gangguan Listrik
PT MRT Jakarta telah menyiapkan skema untuk mengantisipasi keadaan darurat saat MRT beroperasi pada 2019.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT MRT Jakarta telah menyiapkan skema untuk mengantisipasi keadaan darurat saat MRT beroperasi pada 2019.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim menjelaskan ketika terjadi gangguan listrik, kereta sudah dilengkapi teknologi agar tetap berjalan dan berhenti di stasiun terdekat dari area gangguan.
"Kalau mati lampu akan langsung meluncur langsung ke stasiun terdekat, karena jarak stasiun antara 800 meter hingga satu kilometer ya, nanti dari stasiun naik ke atas, keluar," ucap Silvia saat ditemui di kantor Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017).
Namun, apabila kereta berhenti sebelum stasiun, petugas akan membuka pintu kereta dan penumpang akan diarahkan keluar melalui jalur emergency.
"Tapi kalau benar-benar berhenti di dalam (jalur), pintu kereta bisa dibuka dan penumpang berjalan di atas maintenance way ke stasiun terdekat," ucap Silvia.
Untuk memantapkan skema tersebut, PT MRT juga akan melakukan pelatihan yang melibatkan petugas MRT, hingga pihak-pihak penanganan keadaan darurat seperti pemadam kebakaran, ambulance.
Sementara itu, Direktur MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan rincian tindakan penanganan gawat darurat akan fokus dirancang pada 2018 mendatang berbarengan dengan sistem operasi kereta karena tahun ini masih difokuskan pada pembangunan infrastruktur.
"Tahun depan kita punya bisnis continuity management, bisnis kita tetap bisa berjalan, jadi ada banjir, listrik mati, kebakaran, musti ngapain tahun depan akan fokus kesitu untuk menyiapkan panduannya, memang harus ada latihan juga," pungkas William di kesempatan yang sama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.