Dihadapan Pemuka Agama, Anies Ingin Buat DKI Lebih Bermoral
Oleh karena itu, dia tidak ingin praktek-praktek prostitusi dan narkoba terjadi di ibu kota.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menegaskan keinginan menjadikan DKI Jakarta sebagai kota memiliki standard moral tinggi.
Oleh karena itu, dia tidak ingin praktek-praktek prostitusi dan narkoba terjadi di ibu kota.
Dia menyampaikan visi dan misi selama membangun DKI Jakarta dihadapan para ulama, tokoh agama, dan umaro di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Sebanyak 160 orang peserta hadir dalam kesempatan itu.
Di kesempatan itu turut hadir Ketua MUI DKI Jakarta, Syarifuddin Abdul Ghani, Ketua FKUB DKI Jakarta, Syarifuddin Abdul Ghani, dan tokoh agama serta ulama lainnya.
"Kami ingin menghadirkan Jakarta sebagai kota yang standard moralnya tinggi. Kami tidak ingin Jakarta kompromis terhadap tindakan-tindakan," ujar Anies, Selasa (14/11/2017).
Baca: Jalani Tes Kejiwaan, Ibu Bunuh Bayinya Karena Ngompol
Dia menjelaskan sejumlah langkah yang sudah dibuatnya selama satu bulan memimpin ibu kota.
Langkah pertama, yaitu tidak memperpanjang izin Hotel dan Griya Pijat Alexis di Jakarta Utara.
Selain itu, dia juga menegaskan akan menutup tempat-tempat hiburan malam yang terindikasi memperjualbelikan narkoba dan obat-obatan terlarang. Salah satunya diskotek Diamond di Jakarta Barat.
"Kami inginkan Jakarta menjadi contoh. Ini ibu kota. Satu-satunya kota yang dapat status ibu, ya cuma ini. Kami harus jadi rujukan dan contoh," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta, Hendra Hidayat, mengatakan kegiatan yang dilakukan setiap tahun itu merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta menjalin silaturahmi dengan tokoh agama dan ulama di DKI Jakarta.
Menurut dia, pelaksanaan ini diselenggarakan dengan maksud terselenggaranya silaturahmi antara tokoh agama dengan pimpinan Pemprov DKI. Selain itu untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama.
"Tujuannya mempererat hubungan, memperkuat pembinaan mental dan spiritual, saling bertukar informasi mengenai kebijakan agar dapat berjalan sesuai harapan dan untuk meningkatkan sinergitas positif demi terwujud Jakarta yang berwawasan dan berakhlak," katanya.