Kumang Tewas Dikeroyok Setelah Mengamuk Gara-gara Organ Tunggal Dihentikan
Nasir (45) yang merupakan warga sekitar, menikahkan anaknya dan menggelar pesta hiburan organ tunggal.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pesta pernikahan yang mestinya dirayakan dengan penuh kebahagiaan, malah berakhir mencekam. Tragedi berdarah pun terjadi dan berujung maut.
Peristiwa itu berlangsung di Rawa Rotan RT 02/04 Kelurahan Selapajang, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Minggu (3/12/2017) malam.
Nasir (45) yang merupakan warga sekitar, menikahkan anaknya dan menggelar pesta hiburan organ tunggal.
Namun, tiba-tiba saja pesta tersebut mengalami kegaduhan. Kumang alias Rano (38) yang merupakan masyarakat setempat, berbuat onar.
Lelaki berusia 38 tahun ini tak terima pagelaran musik organ tunggal dihentikan. Padahal, acaranya sudah larut malam dan keluarga mempelai meminta pesta disudahi.
Terjadi lah cekcok mulut di lokasi itu. Mereka saling bertikai dan membuat situasi menjadi ramai.
"Dia (Rano) diantar pulang ke rumahnya oleh warga," ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang AKBP Deddy Supriyadi kepada Warta Kota, Senin (4/12/2017).
Namun, Rano yang dipengaruhi minuman alkohol semakin meracau.
Ia kembali ke lokasi pesta dan membawa dua pisau dari rumahnya.
"Dia ngamuk dan hendak menusuk warga di tempat kejadian perkara," ucapnya.
Masyakat di sekitar pun tak tinggal diam. Mereka mencoba untuk melawan.
"Akhirnya dia dikeroyok dan mengalami luka-luka," cetus Deddy.
Rano mengalami luka parah lantaran kepalanya terbentur kursi. Ia sempat dilarikan ke RSUD Tangerang, namun nyawanya tak terselamatkan.
"Dia meninggal dunia dan kasus ini terus kami usut," ungkapnya.
Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara dan memeriksa beberapa saksi. Sejumlah aktor intelektual dalam pengeroyokan ini sudah diamankan petugas.
"Ada tiga orang yang kami amankan. Mereka di antaranya MH (31), SH (39), dan JY (32)," papar Deddy. (Andika Panduwinata)