PGI Menduga Ada Potensi Politisasi Agama dalam Perayaan Natal di Monas
Penolakan tersebut, lantaran PGI menilai adanya potensi politisasi dan instrumentalisasi agama
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Gereja di Indonesia (PGI) menolak adanya perayaan Natal di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Penolakan tersebut, lantaran PGI menilai adanya potensi politisasi dan instrumentalisasi agama di balik niatan perayaan natal tersebut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow di Jakarta, Jumat (15/12/2017).
"Kami mengingatkan adanya potensi politisasi dan instrumentalisasi agama, termasuk di dalamnya mempolitisasi hari raya keagamaan Natal untuk kepentingan politik tertentu, yang dilakukan oleh warga gereja sendiri maupun oleh pihak-pihak lain," kata Jeirry Sumampow.
Ia tak lupa mengingatkan bahwa umat harus tetap berhati-hati dan berfikir secara cerdas serta rasional agar tidak terjebak dalam perdebatan yanh menimbulkan perpecahan antar umat.
Baca: Gerindra Salip Golkar, Fadli Zon: Saya Yakin Jadi Pemenang Pemilu
Selain itu, PGI juga menghimbau kepada umat untuk Kristiani agar merayakan natal secara sederhana, tertib, hikmat dan damai.
Diharapkan, Perayaan natal harus berdasarkan nilai-nilai kasih dan perdamaian Kristiani.
"Kami mengharapkan agar perayaan-perayaan Natal yang akan dilakukan memang lahir dari kejernihan dan ketulusan hati serta tetap mengutamakan prinsip dan nilai-nilai kristiani, yaitu kasih dan perdamaian," kata Jeirry Sumampow.
Sebelumnya, sejumlah umat kristiani yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merencanakan perayaan Natal 2017 di Monas.
Rencana perayaan tersebut mendapat respon Gubernur DKI Anies Baswedan yang mengizinkan perayaan natal tersebut.