Harga Cabai di Tangerang Melonjak Tinggi
"Mau Tahun Baru harga cabai memang mahal banget," ujar Sunarti (51) satu dari pedagang sayuran di Pasar Anyar Tangerang
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menelang Tahun Baru 2018, harga sejumlah bahan pokok, seperti cabai, naik sangat tinggi.
Di Kota Tangerang, harga cabai semakin 'pedas'. Harganya naik berkali - kali lipat. Kejadian harga yang melambung ini terjadi di sejumlah pasar - pasar di Kota Tangerang. Termasuk di Pasar Anyar yang menjadi tempat belanja favorit masyarakat setempat.
"Mau Tahun Baru harga cabai memang mahal banget," ujar Sunarti (51) satu dari pedagang sayuran di Pasar Anyar Tangerang, kepada Warta Kota, Selasa (26/12/2017).
Kenaikan harga cabai ini membuat para pedagang geleng - geleng kepala. Kenaikan harganya mencapai sekitar Rp. 10.000/kg.
"Paling mahal itu cabai merah. Naiknya juga pelan - pelan, dari Rp. 2.000 sampai Rp. 5.000 per kg terus - terusan naik harganya," ucapnya.
Baca: Pesan Gurame dan Sayur Asem, Segini Tagihan untuk Jokowi dan Rombongan Pas Makan Siang di Puncak
Ia menyebut harga cabai saat ini tembus di angka Rp. 50.000 lebih untuk per kg. Sunarti pun mengaku keberatan dengan tingginya harga cabai itu.
"Ya semoga bisa turun lagi lah," kata Sunarti.
Jajaran Polrestro Tangerang dan PD Pasar Kota Tangerang pun mengantisipasi kenaikan harga serta kelangkaan pasokan komoditi jelang Tahun Baru 2018.
Mereka menggelar sidak langsung ke Pasar Anyar Kota Tangerang. Rombongan pejabat ini melakukan observasi dengan melakukan kroscek harga kebutuhan pokok.
Di antaranya terhadap para pedagang daging sapi, telur, hingga cabai di Pasar Anyar.
Setelah melakukan observasi dan mengetahui hasilnya, Dirut PD Pasar Kota Tangerang, Titin Mulyani, menyatakan, harga kebutuhan pokok masih stabil walau pun mengalami kenaikan.
"Karena kami lihat tadi harga telur Rp. 26.000 hingga Rp. 27.000 per kilo. Cabai yang mahal sekali yaitu cabai merah Rp. 45.000 sampai Rp. 50.000 per kilo," ungkap Titin.
Ketika ditanya mengenai alasan mengalami kenaikan, Titin menjawab sebab jumlah permintaan pembeli terhadap bahan pokok meningkat.