PKL Kota Tua Juga Ingin Diperlakukan 'Istimewa' Seperti PKL Tanah Abang
Mereka mendukung apa pun langkah penataan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta asalkan dagangan mereka laku.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Tua mengaku nekat berjualan dengan cara terjun ke jalan karena di Lokasi Binaan (Lokbin) Jalan Cengkeh sangat sepi dari pengunjung.
Mereka mendukung apa pun langkah penataan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta asalkan dagangan mereka laku.
Termasuk jika Pemprov menerapkan konsep penataan PKL seperti di Pasar Tanah Abang dengan cara menutup akses jalan pada jam-jam tertentu.
Toto, salah satu pedagang bakso berharap Jalan Lada yang mengarah ke Stasiun Jakarta Kota sebagian lajurnya bisa digunakan untuk para PKL.
"Ini jalan lada kan luas ya, bisa ditutup sebagian buat tenda PKL," kata Toto kepada Warta Kota, Rabu (3/1/2018).
Baca: Pedagang di Jalan Cengkeh Bingung Anies-Sandi Justru Pro PKL Liar
Namun, jika Pemprov DKI Jakarta tidak menerapkan aturan seperti di Pasar Tanah Abang maka sebaiknya dilakukan penataan yang lebih baik di Lokbin Jalan Cengkeh agar para PKL yang terjun ke jalan bersedia untuk kembali ke Lokbin.
"Kalo penataan itu jangan tanggung-tanggung, parkir liar dan PKL harus ditata menyeluruh, yang tegas," kata Toto.
Selain itu, untuk mencapai Lokbin Jalan Cengkeh pengunjung kawasan Kota Tua harus terlebih dahulu berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh yakni sekitar 300 meter.
"Jalan Cengkeh jauh makanya sepi. Kalo ke sana pengunjung harus ngos-ngosan dulu," kata Sarip, pedagang mie ayam.
Para PKL yang sebelumnya sudah memiliki lapak di Lokbin Jalan Cengkeh terpaksa kembali terjun ke jalan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup.
"Di Jalan Cengkeh gak balik modal, yang ada malah bangkrut," kata Sarip.
Menanggapi masalah PKL dan parkir liar yang dianggap menjadi biang kemacetan di Kota Tua selain tingginya volume kendaraan terutama saat libur, para PKL mengatakan hal tersebut seharusnya menjadi bagian penataan yang harus dipikirkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Pedagang Lokasi Binaan (Lokbin) Kota Intan menginginkan pengunjung Kota Tua digiring ke Lokbin yang berada di Jalan Cengkeh.
Menurut para pedagang Lokbin Jalan Cengkeh, fasilitas tempat mereka berdagang saat ini sudah termasuk bagus.
Tinggal bagaimana langkah Pemprov DKI Jakarta untuk menata agar pengunjung kawasan Kota Tua tertarik untuk datang ke Lokbin Jalan Cengkeh.
Para pedagang Lokbin berpendapat bahwa selama di luar sana masih banyak PKL liar yang terjun ke jalan untuk berjualan maka selama itu pula area lokbin sepi dari pengunjung.
Pengunjung lebih tertarik untuk jajan di sekitar Taman Fatahillah dikarenakakan untuk mencapai area Lokbin pengunjung harus berjalan kaki sejauh 300 meter.
"Selama PKL liar masih banyak di Taman Fatahillah di sini tetap aja bakalan sepi," kata Sri, pedagang bakso dan mie ayam.
"Kalau di sini kan kejauhan dari pusat wisatanya. Orang jalan ke sini udah ngos-ngosan," kata Ana, pedagang minuman.
Selain itu, para pedagang juga menginginkan agar Dinas UMKM bekerjasama dengan Dishub untuk memberantas parkir liar yang masih bertebaran di sekitar kawasan Kota Tua.
"Pengennya UMKM ada kerjasama sama dishub biar parkir liar diberantas dan di arahkan ke sini, kata Sri kepada Warta Kota.
Berdasarkan pantauan Warta Kota di Lokbin Jalan Cengkeh terdapat fasilitas parkir untuk bus pariwisata, mobil pribadi dan sepeda motor.
"Kalo parkirannya rame otomatis di sini pasti rame," kata Sri.
Ana, pedagang minuman di Lokbin Jalan Cengkeh mengatakan setuju jika Pemprov DKI Jakarta menutup akses jalan di Sekitar Kota Tua dan memberikan tenda untuk para pedagang, seperti yang diterapkan di Pasar Tanah Abang.
"Saya sih setuju aja yang penting deket dari pusat wisata Kota Tua," kata Ana.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno telah mengunjungi Lokbin Jalan Cengkeh pada Minggu (31/12/2017).
Sandi mendengar langsung keluhan dan permintaan para pedagang Lokbin.
Namun Sandiaga mengatakan, pendekatan yang akan diterapkan terhadap PKL adalah penataan, bukan penertiban. Ia meminta waktu untuk memikirkan konsep penataannya. (M15)
Penulis: Hamdi Putra