TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat membentuk satuan tugas khusus kasus pembunuhan mahasiswi Universitas Esa Unggul, Tri Ani Yani Puspo Ningrum yang terjadi pada Januari 2017.

"Kita sudah buat satuan tugas khusus yang concern untuk pengungkapan kasus ini," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi, di Mapolres Jakarta Barat, Kamis (4/1/2018).

Hengki akan memeriksa ulang saksi-saksi, serta mengevaluasi barang bukti yang telah didapat penyidik kepolisian.

Baca: Ini Alasan Presiden PKS Anggap Sudrajat Pantas Pimpin Jawa Barat

"Kita evaluasi lagi alat bukti yang ada. Kita akan analisis dan evaluasi setiap lidik, untuk temukan bukti baru dan untuk temukan tersangkanya," ujar Hengki.

Sejauh ini, ucap Hengki, hambatan mengungkap kasus ini, lantaran sudah melewati rentang waktu selama satu tahun. Kemudian, alat bukti yang dikumpulkan dirasa belum memenuhi untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka.

"Intinya kita menyelidiki suatu kasus itu tidak boleh misalnya si A pelakunya, kemudian kita fokus ke A terus sehingga alat bukti diarahkan supaya mengarahkan ke A itu tidak boleh," ujar Hengki.

"Makanya kita urut lagi alat bukti yang ada, biarkan mengalir nanti arahnya ke mana, jadi satgas kita akan evaluasi secara berkala, tim juga sudah kita bagi, metodenya induktif dan deduktif," sambungnya.

Arum tewas dengan dua luka tikam di leher. Mayatnya ditemukan di kamar indekosnya, di Jalan H Asmat, Ujung, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat, 9 Januari 2017. Komputer jinjing dan telepon genggam raib milik Arum hilang.