Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Pembunuh Arsitek di Depok
AM (20) pembunuh Feri, akan diperiksa kejiwaannya termasuk kemungkinan adanya kelainan seksual.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akan melakukan pemeriksaan kejiwaan dan indikasi kelainan seksual pelaku pembunuhan terhadap seorang arsitek di Depok, Feri Firman Hadi (50).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, AM (20) pembunuh Feri, akan diperiksa kejiwaannya termasuk kemungkinan adanya kelainan seksual. AM akan menjalani pemeriksaan di Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya.
"Soal kelainan (seksual) itu sedang kami cek ke Dokkes. Nanti hasilnya, kalau keluar, besok kami sampaikan perkembangannya," ujar Nico di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Minggu (7/1/2018).
Baca: Pembunuh Arsitek di Depok Bantah Ada Motif Asmara
Nico menerangkan, AM dikenalkan oleh kakaknya kepada Feri. Kakak AM merupakan pekerja di toko mebel. Feri kerap bertransaksi di toko tersebut.
"Dikenalkan kakaknya, kakaknya kerja di mebel, dua bulan lalu tersangka diajak ke rumah korban oleh kakaknya," ujar Nico.
Baca: Pembunuhan Seorang Arsitek di Depok Terungkap, Pelakunya Tukang Pijat Korban
Namun, perkenalan itu, berujung tewasnya Feri. Selain tak dapat pinjaman uang dari Feri, AM juga merasa tersinggung dengan ucapan yang diterimanya. Motif itu, yang membuat AM menusuk leher Feri dengan menggunakan gunting.
"Kata-kata itu tidak jelas. Permintaan korban agar orang tuanya tinggal di rumah korban saja. Lalu, AM dibilang, 'kamu ini tidak jelas'," ujar Nico.
Sementara itu, AM membantah ada motif asmara atau suka sesama jenis, "Enggak, belum pernah pacaran," ujar AM. "Ya, suka (perempuan)," ujar AM.
AM mengaku menyesal, dan lupa diri telah membunuh Feri, "Jujur saya menyesal banget, tiap malam kepikiran, tidur tidak tenang melihat keluarga menderita gara-gara saya," ujarnya.
Kronologi
Polisi menangkap AM pada Sabtu (6/1) di perkebunan Kampung Bojong, Desa Sukamulih, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.
Nico Afinta mengatakan, pembunuhan tersebut disinyalir karena AM merasa tersinggung atas ucapan korban.