Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Indonesia Perlu Tim Khusus untuk Menangani Hama Demi Keamanan Pangan kata Moeldoko

Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menilai

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Indonesia Perlu Tim Khusus untuk Menangani Hama Demi Keamanan Pangan kata Moeldoko
Ist/Tribunnews.com
Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Bupati Indramayu Anna Sophana pada Syukur Panen di Desa Karang Layung, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengakui, untuk menciptakan keamanan negara, harus menyeluruh.

Tak hanya Detasemen Khusus Anti Terorisme (Densus Anti Teror) dan Detasemen Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) yang dibutuhkan, tapi Indonesia juga perlu tim khusus untuk nenangani hama demi keamanan pangan.

Moeldoko mengatakan, ketahanan dan kedaulatan pangan bisa jadi ancaman serius saat ini, bila petani dan pertanian Indonesia tidak dibenahi dengan sungguh-sungguh. 

Sebab pertanian dan para petani Indonesia kini terus-terusan dihajar hama sebagai teror yang meruntuhkan sektor pertanian.

"Sehebat apapun persenjataan sebuah negara, keamanannya akan terancam bila sektor pangannya rapuh. Ini harus diperhatikan Indonesia. Jumlah petani Indonesia kian kecil. Perlahan, tak ada lagi generasi muda yang mau jadi petani," ungkap Moeldoko, Minggu (14/1/2018).

Bersama HKTI, Moeldoko juga akan membentuk tim khusus untuk mengatasi hama pertanian.

Tim ini akan siap selalu membantu para petani yang lahan pertaniannya diserang hama. Selain itu, tim ini akan terus mengembangkan teknologi untuk mengatasi hama.

Berita Rekomendasi

"Tim yang dibentuk nanti namanya Brigade Anti Hama. Isinya orang-orang yang memiliki kompetensi tentang tumbuh dan mutasinya beragam hama yang saat ini meresahkan petani. Teknologinya juga akan terus dikembangkan," jelas Moeldoko.

Menurut Moeldoko, seharusnya masyarakat dan anak-anak muda bisa memiliki kesempatan besar untuk menjadi petani yang sukses. Jangan sampai ruang dan lahan serta kemampuan petani Indonesia kian sempit dan sulit.

"Saya bersama HKTI mau mengajar dan mengajak anak-anak muda bertani yang lebih bagus dan lebih sejahtera. Jika anak-anak muda hendak berperan mewujudkan petani dan nelayan yang sejahtera, ban­yak peluangnya," tutur mantan Panglima TNI ini.

Bagi Moeldoko, persoalan sektor pertanian bukan hanya urusan lahan yang kian menyusut, atau ketidakmampuan masyarakat, tetapi ada juga persoalan budaya dan teknologi yang tidak sinkron selama ini. 

"Dengan teknologi dan kultur bertani yang berkembang, mestinya petani akan maju dan sejahtera. Karena itu teknologi harus bisa kita hubungkan dengan kultur kepada masyarakat, agar pertanian kita tidak stagnan atau mati," kata pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini. 

Karena itu, setelah dirinya menjadi Ketua Umum HKTI, Moeldoko langsung melakukan sejumlah pengem­bangan teknologi dan kultur. Seperti kemandirian melakukan pem­bibitan atau benih padi M400 dan M70D.

Moeldoko mengaku, jenis padi temuannya yang diberi nama M400 dan M70D itu, merupakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan oleh para sarjana pertanian bersama masyarakat petani. 

Selain itu, dia juga memperke­nalkan Teknologi Moeldoko, yaitu sistem tanam yang meliputi Cara Tanam, benih yang baik yaitu M70D atau M400, dan Pupuk Organik produksi M Tani, serta Pendampingan bagi petani per 20 hektar satu orang dari M Tani.

"Dalam waktu 70 hari, benih padi jenis M70D itu, bisa meng­hasilkan padi yang berkualitas ba­gus dan hasil panen yang besar. Sedangkan M400 selain tahan hama, juga bisa menghasilkan hingga 9 ton per hektar dab bisa dipanen dalam 90 hingga 100 hari," ujar Moeldoko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas