Bikin Buntung, Koperasi Angkot di Jakarta Emoh Ikutan OK OTRIP
Koperasi Angkot lainnya cenderung menolak karena setoran per harinya Rp 250.000. Tak akan untung apabila terintegrasi dengan transjakarta.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angkot Koperasi Wahana Kalpika (KWK) 013 trayek Semper - Rorotan terintegrasi dengan Transjakarta, Selasa (16/1/2018).
Ini merupakan koperasi angkutan kota (Angkot) ke-2 yang memilih terintegrasi.
Sebelumnya 15 armada Angkot Koperasi Budi Luhur trayek M03 trayek Duren Sawit-Kampung Melayu lebih dulu bergabung.
"Total ada 17 armada KWK trayek 013 yang bergabung. Mereka mulai operasi hari ini," kata Kepala Humas PT Transjakarta, Wibowo ketika dihubungi, Selasa (16/1/2018).
Selain 2 koperasi Angkot ini, koperasi lainnya belum bersedia bergabung karena negosiasi harga tarif Rp/Km mengalami kebuntuan.
Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, mengatakan, tarif Rp/Km yang ditawarkan transjakarta hanya Rp 3.430.
Sedangkan banyak koperasi Angkot meminta tarif Rp/Km sebesar Rp 3.854 dengan estimasi perjalanan 160 - 165 kilometer per hari.
Baca: Kapolri Tito Karnavian Jamin Keamanan Piala Presiden 2018
Ditambah beban operasional yang mesti dipikul pemilik mulai dari biaya bahan bakar setiap hari, gaji sopir, dan biaya perawatan kendaraan
Makanya 15 mikrolet yang kini terintegrasi dengan TJ cenderung diuntungkan secara bisnis.
"Kebetulan Koperasi Budiluhur itu trayeknya dari M03 Penas-kp Melayu dan setoran mereka hanya Rp 70.000. Jadi terintegrasi dengan transjakarta mereka diuntungkan," kata Shafruhan ketika dihubungi, Senin (15/1/2018) sore.
Sementara koperasi Angkot lainnya cenderung menolak karena setoran per harinya Rp 250.000. Tak akan untung apabila terintegrasi dengan transjakarta.
"Belum lagi ada seabrek syarat yang diminta Transjakarta," ujar Shafruhan.
Satu-satunya jalan menyelesaikan kebuntuan, kata Shafruhan, transjakarta harus mengalah dan mengikuti keinginan harga tarif per kilometer dari koperasi Angkot.