Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelebihan Kapasitas Jadi Alasan Rumah Detensi Kalideres Tidak Tampung Pengungsi Afghanistan

Gelombang pengungsi dari Afghanistan dan Sudan membeludak di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (20/1/2018).

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kelebihan Kapasitas Jadi Alasan Rumah Detensi Kalideres Tidak Tampung Pengungsi Afghanistan
Tribunnews.com / Fahdi Fahlevi
Jas hujan untuk pengungsi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelombang pengungsi dari Afghanistan dan Sudan membeludak di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (20/1/2018).

Meski telah berada di tempat yang kurang layak tersebut selama satu bulan sejak pertemuan Desember, namun pihak Rumah Detensi Imigrasi belum juga mengizinkan mereka untuk masuk.

Kepala Rumah Detensi Imigrasi Kalideres Jakarta Barat Morina Harahap mengatakan, saat ini rumah penampungan itu kelebihan kapasitas.

"Tempat kami sudah over kapasitas. Yang sekarang datang lagi belum ada tempat yang kosong. Ya kami tidak dapat menampung," jelas Morina kepada Tribunnews.com.

Baca: Jas Hujan Plastik untuk Pengungsi Sudan dan Afghanistan di Pinggir Jalan Kalideres

Morina mengungkapkan bahwa Rumah Detensi Imigrasi memiliki 51 kamar yang idealnya untuk 85 sampai 102 orang.

Namun saat ini sudah diisi oleh 429 orang.

Berita Rekomendasi

212 merupakan pelanggar imigrasi, sedangkan sisanya adalah pengungsi.

Morina mengatakan bahwa ini merupakan gelombang kelima yang datang sejak Agustus.

Gelombang sebelumnya sudah tertampung dan beberapa ditampung oleh International Organization Migrant (Organisasi Internasional untuk Migrasi/IOM).

Namun sejak pertengahan Desember, IOM pun sudah tidak punya lagi tempat untuk menampung sehingga para pengungsi tetap tertahan di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi.

Morina juga mengungkapkan bahwa banyak pengungsi yang membawa anak bayi dan balita.

Sementara Rumah Detensi Imigrasi tidak dirancang untuk anak kecil, sehingga dapat berefek terhadap kondisi kesehatan anak-anak.

"Karena kan ini dirancang bukan untuk kemanusiaan, kalau dibawa bayi kan jadi berefek. Dari segi kemanusiaan, bayi di bawa berkerumun dengan manusia dewasa kan bisa berakibat fatal," jelas Morina. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas