Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rebutan Senjata Api Gara-gara Berpapasan di Tempat Parkir, Kader Gerindra Tewas, Briptu AR Dikeroyok

Fernando Wowor kader Partai Gerindra ditembak seorang oknum anggota Brimob berpangkat Briptu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rebutan Senjata Api Gara-gara Berpapasan di Tempat Parkir, Kader Gerindra Tewas, Briptu AR Dikeroyok
Facebook via Tribun Bogor
Fernando Wowor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fernando Wowor kader Partai Gerindra ditembak seorang oknum anggota Brimob berpangkat Briptu.

Ironisnya oknum anggota Brimob bernama Briptu AR tersebut menembak Fernando di hadapan calon istrinya.

Fernando ditembak dengan pistol di area parkir Lipps Club, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Lagi sama calon istrinya, kami sudah koordinasi dengan Korbrimob," ujar PLT Kepala Polres Kota Bogor, Kombes Pol Iksantyo Bagus Pramono.

Saat ini, kata dia, anggota brimob itu pun harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Kramatjati, Jakarta.

"Masih dirawat di RS Kramatjati, sedangkan korban meninggal kita autopsi untuk kita ketahui apa penyebabnya, kemudian dari arah mana penembakannya," paparnya.

Dia menambahkan, senjata api yang digunakan Anggota Brimob tersebut merupakan perlengkapan perorangan Polri.

BERITA TERKAIT

Baca: Paspampres Lari-lari Kejar Jokowi Ketika Tiba-tiba Sang Presiden Ngegas Chopperland

"Dari surat-surat juga sudah kita cek lengkap, Kemudian kejadiannya di tempat parkir," kata Kombes Iksantyo.

Kejadian tersebut bermula saat Fernando Wowor terlebih dahulu terlibat cekcok mulut dengan anggota Brimob, Briptu AR.

Kapolsek Bogor Timur, Kompol Marsudi Widodo mengatakan keduanya diduga saling tidak mau mengalah saat berpapasan di tempat parkir sebuah klub malam Jalan Sukasari, Bogor Timur, Kota Bogor.

Waktu saat itu menunjukkan sekitar pukul 02.00 WIB.

"Pria berinisial F naik mobil sama tiga temannya mau masuk ke parkiran, sedangkan Briptu AR boncengan naik motor hendak keluar, mereka berpapasan dan saling tidak mau mengalah sehingga terjadi keributan," ujar Marsudi.

Saat terjadi adu mulut, lanjutnya, Briptu AR pun kemudian berupaya mengeluarkan senjata api yang kemudian terjadi perebutan senjata.

"Tidak lama kemudian terdengar suara letusan yang mengenai dada FA," tuturnya.

Baca: Puluhan Pengungsi Afghanistan dan Sudan Jadi Gelandangan di Jakarta, Padati Trotoar dan Musala

Mengetahui kejadian itu, teman Fernando pun langsung mengeroyok Briptu AR hingga pada akhirnya mengalami luka parah.

"Sekarang Briptu AR masih dirawat di RS Kramatjati, Jakarta, kondisinya kritis," jelasnya.

"Sedangkan F dibawa ke RS Vania Bogor untuk mendapatkan pertolongan namun setibanya di RS F sudah meninggal," imbuhnya.

Gerindra Berduka
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo, menyesalkan musibah meninggalnya Fernando Wowor yang ditembak oknum anggota Brimob di area parkir diskotek Lipss Club Bogor.

"Saya sebagai kader dan keluarga besar Partai Gerindra sangat berduka, kehilangan dan terpukul mendengar kabar kepergian Nando. Dia adalah seorang adik dan kader yang baik, cerdas, religius dan memiliki loyalitas serta solidaritas tinggi, baik dalam berteman maupun dalam berpartai," kata Edhy.

Edhy ditugaskan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang sedang berada di luar negeri, untuk mewakili partai memimpin proses penghormatan dan penyerahan jasad Nando kepada pihak keluarga di Manado, Sulawesi Utara.

Baca: KPK Belum Terima Pemberitahuan Praperadilan Fredrich Yunadi

"Pihak keluarga sudah ikhlas dan mengamanatkan kepada partai agar terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan pelaku dapat diganjar sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," katanya.

Sebagai kader, dia menyerukan kepada seluruh keluarga besar Partai Gerindra untuk melepas kepergian Nando dengan doa, tabah dan tegar.

"Apa yang terjadi sudah suratan takdir dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mari kita berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing, semoga Nando diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," katanya.

Meski pelaku penembakan adalah oknum anggota Polri, Edhy percaya dan mendukung penuh aparat kepolisian dapat mengusut kasus ini secara profesional, netral, adil, jujur dan transparan.

"Partai Gerindra akan turut serta membantu mengadvokasi dan mengungkap persoalan ini hingga jelas dan tuntas," kata Edhy.

Menurutnya, tindakan menghilangkan nyawa orang adalah pelanggaran hukum berat yang tidak bisa dibenarkan.

Apalagi, pelaku menggunakan perlengkapan alat dinas saat di luar jam tugas.

Fernando Wowor
Fernando Wowor (Facebook)

"Menjadi polisi butuh seleksi. Polisi yang menjadi Brimob butuh seleksi. Brimob yang dipersenjatai juga butuh seleksi. Jadi kalau ada oknum anggota Brimob yang menembak orang sampai meninggal dunia hanya karena cekcok soal parkir, dan belakangan diketahui sering pamer senjata api di sosial media, berarti ada yang salah dengan psikologinya. Polri harus berani melakukan evaluasi terkait hal ini," katanya.

Edhy juga mengimbau kepada seluruh keluarga besar Partai Gerindra, supaya menahan diri, tidak mudah terprovokasi dan tetap solid menjaga barisan.

"Tetap satu komando. Jangan sampai peristiwa duka ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin merusak nama besar partai dan berupaya mengadu domba partai dengan institusi tertentu," katanya.

Sementara itu Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Advokasi dan Hukum Habiburokhman menuturkan, saat tiba di Polres Bogor dirinya sangat kaget ternyata rekan-rekan korban Fernando Wowor justru diperiksa atas laporan istri si oknum polisi.

Dia menilai, hal tersebut tidak fair karena yang diperiksa justru kejadian setelah penembakan.

"Saya sudah menemui Wakapolres dan menyampaikan protes mengapa yang diperiksa justru atas dasar laporan istri pelaku yaitu Arief Rochmawan, Rizki Bayu Perdana, Rio Andika Putra Perdana, dan Arli Marasut. Mereka adalah dari anggota Gerindra," tuturnya.

Baca: Tiga Korban Robohnya LRT Diperbolehkan Pulang, Dua Lainnya Masih Dirawat di RS Columbia Asia

"Wakapolres mempersilakan kami melapor ke SPKT dan Propam," tambahnya.

Habib pun berharap agar Polri bisa bersikap profesional, terutama netral karena ini menyangkut oknum anggota.

Menurutnya, jangan sampai masyarakat berpersepsi apalagi kita bahwa tidak ada penegakan hukum.

"Sebab ini masalah nyawa dan kita tidak mau main-main, kita akan serius mengadvokasi masalah ini sampai dimanapun kita akan mencari keadilan. Sementara pelakunya sendiri sudah ditangkap atau belum oleh pihak kepolisian," katanya.

Habiburokhman membantah, korban merupakan lulusan akademi militer. Namun dia membenarkan Fernando memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Ya semua kader dekat dengan Pak Prabowo. Tapi dia bukan ajudan ataupun lulusan itu (akademi militer)," terang dia.

Menurut Habiburokhman, pria asal Desa Telate Satu, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara ini masih berstatus mahasiswa di Universitas Kebangsaan.

"Informasinya kuliah di situ dan masih aktif sebagai mahasiswa," kata dia.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto tidak banyak komentar terkait tewasnya mahasiswa di Bogor bernama Fernando Wowor yang disebut-sebut sebagai kader Gerinda.

"Tanya polisi," kata Wiranto. (aji/zul/sen/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas