Kang Hasan Puji Almarhum KH Hasyim Muzadi: Beliau Tokoh Pluralisme
Tubagus (TB) Hasanuddin adalah salah satu pengagum sosok mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama almarhum KH. Hasyim Muzadi.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK–Bakal Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat, Tubagus (TB) Hasanuddin adalah salah satu pengagum sosok mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), almarhum KH. Hasyim Muzadi.
Bagi Hasanuddin --kerap disapa Kang Hasan-, Abah Hasyim yang pernah berada di Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, adalah salah satu tokoh yang patut dicontoh dalam setiap perilakunya.
"Beliau tokoh pluralisme, dan kami ingin mencoba mempelajarinya, setidaknya sedikit saja saya bisa tiru beliau," ungkap Kang Hasan usai melakukan Ziarah ke Makam Almarhum KH. Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Alhikam, Kota Depok, Kamis (25/1/2018).
Menurutnya, Kiai Hasyim sebagai orang tua yang dalam setiap perkataannya mempunyai makna dan selalu menebarkan pesan positif. "Setiap ucapan beliau selalu dimaknai dengan kebijakan, kearifan dan humanis," katanya lagi.
Pada kesempatan tersebut Kang Hasan sempat memaparkan pemikiran Kiai Hasyim hingga candaan yang sering dilontarkan oleh almarhum."Sisi humanis beliau (Kiai Hasyim), guyonannya, bicaranya diluar kemampuam kita. Beliau punya jangkauan yang lebih luas dari kami," paparnya.
Dalam kesempatan itu, keluarga besar Kiai Hasyim yang diwakili oleh putra bungsunya Yusron Shidqi menyambut baik kedatangan Kang Hasan sebagai bentuk penyambung silaturahmi antara Kang Hasan dengan Ayahandanya.
"Kami menerima Kang Hasan sebagai bentuk mempererat silaturahim serta sebagai bakti kami kepada almarhum (Kiai Hasyim)," terangnya.
Sebelumnya, Kang Hasan menyempatkan diri untuk blusukan ke Pasar Cisalak, Kota Depok. Dalam blusukannya, selain berkeliling menyapa pedagang dan pengunjung pasar. Kang Hasan juga sempat sarapan bersama para pedagang dan relawan hasanah.
Kang Hasan berbincang ringan dengan hanya beralaskan tikar di tengah pasar tersebut."Ternyata para pedagang di Cisalak hampir semua ada, Sunda, Jawa, Madura, Padang dan lainnya. Pasar Cisalak sebagi pasar pluralisme yang harus kita jaga," tegasnya.