Fakta Ambrolnya Dinding Terowongan Bandara Soetta, Sulitnya Evakuasi Hingga Perjuangan Korban
Mulai dari menerjang hujan, menggunakan alat berat, memberikan oksigan hingga air mineral kepada korban.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tembok underpass atau terowongan Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta ambruk, Senin (5/2/2018) sore.
Tribun Jabar melansir Kompas.com, Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Akhmad Yusep Gunawan menyampaikan, tembok sepanjang 20 meter tersebut ambruk dan menimpa satu kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
"Betul ada mobil tertimbun sekarang sedang dalam proses evakuasi," kata Humas Angkasa Pura (AP) II Yado Yarismano kepada Kompas.com.
Di dalam mobil tersebut terdapat dua orang korban yang harus dievakuasi ekstra karena posisi yang sulit dijangkau oleh petugas.
Belasan jam dilalui petugas untuk menyelamatkan korban di dalamnya.
Selama itu pula segala upaya telah dilakukan oleh petugas Basarnas. Mulai dari menerjang hujan, menggunakan alat berat, memberikan oksigan hingga air mineral kepada korban.
Berikut Tribun Jabar rangkum 5 Fakta dramatis evakuasi korban longsor di Bandara Soekarno Hatta:
1. Dua orang Korban
Korban ambrolnya tembok Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno Hatta berjumlah dua orang.
Adalah Dyani Putri (25) dan Mukhmainna Syamsuddin (25) yang merupakan karyawati Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeorasia, anak usaha PT Garuda Indonesia.
Dyani Putri dan Mukhmainna berada dalam satu unit mobil saat tembok jalan perimeter selatan Bandara Soetta ambruk.
Korban mengendarai mobil Honda Brio yang bernomor polisi A 1567 AS.
Keduanya terjebak di dalam mobil yang terhimpit material longsoran.
Tribun Jabar melansir Kompas, dua korban ini diketahui hendak pulang setelah bekerja di kawasan Bandara Soetta namun kejadian nahas menimpa dua karyawati ini.
2. Evakuasi Korban Pertama Selama 9 Jam
Dyani Putri merupakan korban pertama yang berhasil diselamatkan setelah melalui evakuasi selama 9 jam.
Putri dievakuasi petugas setelah tertimbun reruntuhan di dalam mobil pada Selasa dini hari atau tepatnya sekitar pukul 02.50 WIB.
Sementara rekannya, Mukhmainna saat itu masih dalam proses evakuasi oleh petugas.
3. Korban Pertama Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
Tribun Jabar melansir 'Breaking News' Kompas TV, setelah berhasil dievakuasi lebih cepat, Putri langsung dilarikan ke RSUD Tangerang untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Ketika Putri masuk (RSUD Tangerang) langsung dibawa ke ICU. Tim dokter intensif mendampingi karena kondisi Putri sangat lelah karena berjuang bertahan hidup," ujar Jurnalis KompasTV Rizky.
Orangtua Putri juga tampak mendampingi proses evakuasi hingga ke rumah sakit.
Saat itu, kondisi Putri masih bisa diajak bicara meski terbata-bata.
Namun, setelah tiba di rumah sakit, kondisi Putri justru semakin lemah.
Hingga Putri pun menghembuskan nafas terakhirnya saat dirujuk ke RS Mayapada.
"Sekitar pukul 06.00 pasien Dyani Putri tiba di IGD RS Mayapada, kondisi drop, dan keadaan memburuk. Pada pukul 06.45, pasien dinyatakan meninggal," kata Yado Yarismano dari Humas Angkasa Pura II, seperti dikutip Tribun Jabar dari Kompas.com.
4. Evakuasi Korban Kedua Selama 12 Jam
Korban kedua, Mukhmainna baru bisa dievakuasi setelah lebih dari 12 jam lamanya.
Mukhmainna berhasil dikeluarkan dari timbunan longsor sekira pukul 07.00 WIB, Selasa (6/2/2018).
Petugas kesulitan mengeluarkan Mukhmainna karena posisi tubuhnya yang agak ke dalam.
Selama proses evakuasi, petugas terus melakukan komunikasi agar Mukhmainna sadarkan diri dan bisa menginformasikan kondisinya.
Petugas juga memberikan bantuan oksigen serta air mineral kepada Mukmainna meski sangat sulit.
"Penyelamatan memakan waktu selama 12 jam untuk mengeluarkan dua korban ini. Memang evakuasi memiliki kesulitan tinggi, bisa dilihat ruang 1 meter tidak ada. Sementara yang lebih dalam, lebih pendek lagi," kata Kepala Basarnas Marsdya Muhammad Syaugi, seperti dikutip Tribun Jabar dari KompasTV.
Mukhmainna selanjutnya dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Karawaci.
5. Kesulitan Petugas Untuk Evakuasi
Hujan deras yang sempat mengguyur lokasi kejadian membuat petugas Basarnas kesulitan untuk menyelamatkan dua korban itu.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Syaugi mengatakan, pihaknya harus menutup tanah longsor menggunakan tenda.
Langkah itu dilakukan agar air hujan yang turun tidak membuat tanah semakin berat.
"Tenda kami pindahkan untuk mengantisipasi beban air," ujar Syaugi.
Kesulitan petugas semakin terasa saat mengevakuasi korban kedua, Mukhmainna yang akhirnya berhasil diselamatkan setelah 12 jam.
"Dia terjebak di kursi sebelah kiri depan dan terjebak di bawah beton, hanya terlihat sisi Muthmainah saja. Sulit dijangkau karena ruangnya sempit, hanya setengah meter. Jadi, hanya bisa satu orang saja yang bekerja, itu pun dilakukan secara bergantian," lanjutnya.
Selama belasan jam itu petugas melakukan berbagai cara hingga akhirnya dua korban bisa dievakuasi.
Namun nahas, nyawa Putri tak bisa tertolong saat dirujuk dari RSUD Tangerang menuju RS Mayapada.