Bakti Sosial UBL Wujud Kepedulian Terhadap Warga Sekitar Kampus
Dalam rangka menyambut hari jadinya yang ke 39 tahun, Universitas Budi Luhur menggelar kegiatan sosial
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka menyambut hari jadinya yang ke 39 tahun, Universitas Budi Luhur menggelar kegiatan sosial bertajuk “Setetes Darahmu Selamatkan Sejuta Jiwa.”
Acara yang juga dilengkapi dengan pengobatan gratis ini digelar hari Selasa (21/2/2018) ini menggandeng Rumah Sakit Aminah.
Koordinator kegiatan Budi Luhur Berbagi ini, Purwadi menjelaskan, baksos yang dilakukan Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti (YPBLC) ini berupa donor darah dan pengobatan gratis kepada warga disekitar UBL.
"Baksos ini merupakan wujud kepedulian dan rasa berbagi YPBLC untuk warga sekitar. Dengan acara ini kita mau terus menjalin hubungan baik dengan warga sekitar, ini juga termasuk salah satu media promosi kita juga,” ungkapnya.
Bakti sosial pengobatan gratis yang diadakan di Auditorium Universitas Budi Luhur ini berjalan sukses dengan terpenuhinya target sejumlah 250 pasien.
“Dalam bakti sosial pengobatan gratis ini kami bekerjasama dengan RS. Aminah, Jakarta Selatan. UBL berelasi baik dengan manajemen RS. Aminah, kami juga sering mengadakan acara bakti sosial seperti ini,” tutur Purwadi.
Direktur Keuangan, Bp. Widodo, MS, Direktur Promosi dan Kerjasama Bp. Sunten Manurung, para pejabat Fakultas dan karyawan-karyawan UBL dijelaskan Purwadi hadir meramaikan kegiatan tersebut.
Sementara itu, Humas RS. Aminah, Jakarta Selatan, NS. Sri Mariati, S. Kep, berterima kasih kepada UBL karena terus mengajak mereka sebagai mitra dalam kegiatan pengobatan gratis seperti ini.
“Masyarakat sangat membutuhkan program seperti ini, bahkan di era JKN sekalipun banyak masyarakat yang masih mengandalkan program kesehatan seperti ini, padahal pemerintah sudah menyediakan layanan pengobatan gratis. Hanya saja sosialisasinya mungkin kurang sampai ke masyarakat," paparnya.
Sri Mariati juga berharap jika ke depannya program seperti ini juga mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan, yang tidak hanya melulu tentang pengobatan yang sifatnya pemeriksaan, akan tetapi diadakannya edukasi (penyuluhan) mengenai manfaat dan pemahaman tentang kesehatan itu sendiri.
“Jangan sampai adanya kesalah pahaman yang berlanjut mengenai pemeriksaan, misalnya tentang perbedaan angka tekanan darah yang berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya. Perbedaan jam saja sudah memberikan pengaruh terhadap hasil pemeriksaan, jadi hal-hal seperti itu haruslah disampaikan kepada masyarakat," jelasnya.