Komunitas masyarakat Minangkabau Kampanyekan Kerja Jokowi di Sumatera Barat
Komunitas masyarakat Minangkabau yang memilih Joko Widodo di pemilihan Presiden Republik Indonesia (#MinangPemilihJokowi) menggelar pertemuan di Rumah
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas masyarakat Minangkabau yang memilih Joko Widodo di pemilihan Presiden Republik Indonesia (#MinangPemilihJokowi) menggelar pertemuan di Rumah Makan Sederhana Tebet, Jakarta, Kamis (22/2/2018) malam.
Pertemuan atau kopi darat (Kopdar) tersebut ditujukan untuk mengakrabkan sesama anggota sekaligus menegaskan komitmen #MinangPemilihJokowi untuk selalu menggunakan cara santun dalam mengampanyekan kerja Presiden Jokowi.
Kopdar tersebut diikuti oleh sekitar 75 peserta, termasuk dosen ilmu politik FISIP Universitas Indonesia Andrinof Chaniago, pegiat pariwisata Sumatra Barat Yulnofrins “Nofrins” Napilus, dan Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat.
Acara kopdar itu sendiri dibuat dalam suasana santai dan diawali dengan acara makan bersama. Beragam menu khas Minang, seperti gulai tunjang, gulai cubadak, gulai limpa, gulai lobak, rendang, jariang balado, ayam bakar, ikan bakar, sate, martabak, dan teh talua disajikan secara prasmanan.
Saat memberi kata sambutan, Nofrins mengaku terkejut melihat banyaknya peserta yang menghadiri kopdar #MinangPemilihJokowi.
"Meski masyarakat Minang yang memilih Jokowi tidak terlalu banyak, tetapi tidak boleh patah semangat dalam mengampanyekan kerja Jokowi di Sumatra Barat (Sumbar) dan Indonesia," ungkapnya.
Menurut Nofrins, Jokowi merupakan seorang pemimpin yang benar-benar bekerja untuk memajukan Indonesia.
"Di Sumbar, Jokowi menginisiasi pembangunan kawasan Pantai Mandeh, Pesisir Selatan. Sejak lama kami mencoba mengenalkan Pantai Mandeh, tetapi nyaris tidak ada kemajuan, jalan ke sana rusak berat. Namun, Jokowi datang ke sana (Oktober 2015) dan memerintahkan dibukanya akses ke Pantai Mandeh,” papar Nofrins.
Ditambahkan Nofrins, Jokowi tidak hanya sekedar memerintahkan dilakukan pembangunan di Pantai Mandeh, tetapi dia juga terus mengawasi proses pembangunannya.
“Pak Jokowi ini sering menanyakan sudah sampai di mana pembangunannya. Dia juga ikut mengawasinya,” katanya.
Jokowi tidak hanya ingin memajukan pariwisata di Pantai Mandeh, tetapi dia juga ingin memajukan pariwisata lain di wilayah Sumbar, salah satunya di Solok Selatan (Solsel) yang terkenal dengan pesona 1.000 rumah gadang. Saat kembali mengunjungi Sumbar pada awal Februari 2018, Jokowi mencanangkan program revitalisasi rumah gadang yang ada di Solsel.
“Ini benar-benar kejutan, karena pencanangan proyek revitalisasi itu dilakukan secara mendadak. Bahkan, saya sampai harus mencari pembuat prasasti yang akan ditandatangani Pak Jokowi jam sembilan malam. Prasasti itu harus selesai malam itu juga, karena paginya akan ditandatangani Pak Jokowi,” urai Nofrins.
Sementara Andrinof menyatakan prihatin dengan banyaknya hoax dan fitnah yang ditujukan kepada Jokowi. Namun, Andrinof meminta pendukung Jokowi untuk tidak melawan hoax dan fitnah itu dengan cara yang tidak terpuji, seperti dengan ikut membuat hoax dan fitnah serta berkata kasar.
“Kita kembalikan saja ke ajaran agama. Apakah Islam membenarkan kita membuat hoax dan fitnah,” katanya.
Adapun mengenai kampanye negatif lain yang ditujukan kepada Jokowi, seperti besarnya utang negara dan pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan Jokowi di seluruh wilayah Indonesia, kata Andrinof, hal itu bisa didebat dengan menyodorkan fakta dan data.
“Namun, masalahnya, mereka yang suka kampanye negatif itu tidak punya data. Kita sodorkan saja fakta dan datanya, insya Allah mereka akan tahu mana yang benar,” tutur Andrinof.
Hal senada dikatakan Hasan. Katanya, meski banyak masyarakat Minang yang memilih Jokowi dikucilkan dan dicemooh oleh kerabat dan sahabatnya, tetapi itu tidak boleh mengurangi semangat dalam mendukung Jokowi. Dia justru menyarankan orang-orang yang dicemooh itu untuk sering-sering bertemu dan berbicara dengan mereka yang masih sinis dengan Jokowi.
“Jangan hanya sering berbicara di udara (media sosial), tetapi sering-seringlah bertemu di darat. Masyarakat Minang itu bukan orang yang keras. Mereka pasti akan mau mendengarkan jika kita menyampaikan informasi tentang kerja Jokowi dengan cara yang baik,” ujar Hasan.