Festival Budaya Tulude Meriah, Dijadikan Kalender Tahunan Pemkot Jakarta Utara
Keberagaman budaya dan adat ini wajib dilestarikan, sebagaimana pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Keberagaman budaya dan adat ini wajib dilestarikan, sebagaimana pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, saat menghimpun para tetua adat dari seluruh Indonesia beberapa waktu lalu.
Itu pula yang menjadi dasar dari diselenggarakannya Festival Budaya Upacara Adat Tulude Nusa Utara Bersatu (NUB), di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU), Sabtu (3/3/2018).
Lebih dari 3000 warga Tulude yang mencakup Sitaro, Sangihe dan Talaut dari seputar Jabodetabek mengikuti acara yang berlangsung khidmat namun sekaligus meriah dan menarik tersebut.
Mereka tak hanya mengikuti rangkaian upacara adat yang digelar secara khidmat, akan tetapi juga terlibat secara mendalam dengan menyanyikan lagu-lagu daerah yang dinamis dan menghanyutkan perasaan. Paduan suara serta tarian dari remaja Talaud juga memeriahkan festival budaya adat Tulude ini.
Tak mengherankan jika Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara berencana untuk memasukkan festival Tulude (Sulawesi Utara) untuk menjadi salah satu penampilan dalam festival budaya Jakarta Utara dalam berbagai event, sebagaimana disampaikan Walikota Jakarta Utara, Husein Murad dalam sambutannya.
"Budaya ini harus dimasukkan dalam festival budaya Jakarta Utara. Setelah saya melihat langsung ini sangat luar biasa, kekayaan nusantara kita. Sehingga lengkap lah NKRI di Jakarta Utara ini. Saya sangat mengapresiasi pagelaran kebudayaan ini semoga rutin setiap tahun. Saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya untuk pak Steven Setiabudi Musa selaku ketua umum panitia. Saya senang mendengar lagu-lagunya, sehingga kaki saya pun menghentak-hentak," urai Husein Muraid yang disambut tepuk tangan meriah.
Anggota DPR RI dari Komisi I Charles Honoris yang turut hadir dalam festival Tulude ini menyebutkan bahwa Indonesia merupakan milik semua warga negara Indonesia apapun budaya dan adat istiadat nya.
"Jangan ada yang mengklaim Indonesia milik suku atau agama tertentu. Karena kita semua sama-sama berkontribusi memajukan bangsa ini, mari kita saling menghormati satu dengan yang lain," kata Charles Honoris.
Hadir pula dalam kegiatan yang dilaksanakan di outdoor GOR Jakarta Utara ini Duta Besar Indonesia untuk Cina Jauhari Orat Mangun, Bupati Sitaro Tony Supit, Bupati Sangihe Yabes Gagana.
Kegiatan dimulai dengan upacara penyambutan tamu kehormatan khas Sulawesi Utara. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kue adat Tamo yang melambangkan pembagian berkat kepada para tamu undangan.
Steven Setiabudi Musa, Ketua Umum Nusa Utara Bersatu, menjelaskan jika festival budaya adat Tulude ini diadakan oleh organisasi Nusa Utara Bersatu yang baru terbentuk tahun lalu demi memupuk kecintaan akan budaya lokal.
"Organisasi ini kami bentuk karena kerinduan akan budaya Sitaro, Sangihe, dan Talaud. Festival ini menjadi momentum awal untuk menjawab kerinduan kami akan kampung halaman. Acara ini bisa terwujud karena kekompakan kerukunan atau perkumpulan keluarga Sangihe, Sitaro, dan Talaud," papar Steven.
Steven yang juga politisi PDIP dan anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta itu senang dan bangga karena acara Festival Budaya Tulude 2018 ini mampu menghadirkan lebih dari 3000 warga Sitaro, Sangihe dan Talaud di Jabodetabek.
"Ini sangat luar biasa, yang hadir melebihi perkiraan saya," jelasnya.