Tinggali Rumah Kecil, Padahal Punya Harta Melimpah, Hari Darmawan Pernah Bilang Bukan Bangkrut
Terkenal punya harta melimpah, Pendiri Matahari Department Store, Hari Darmawan lebih memilih tinggal di bangunan kecil di daerah Cisarua, Bogor.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Terkenal punya harta melimpah, Pendiri Matahari Department Store, Hari Darmawan lebih memilih tinggal di bangunan kecil di daerah Cisarua, Bogor.
Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 150 meter persegi itu berada di area Taman Wisata Matahari (TWM) Bogor.
Untuk diketahui, tempat rekreasi TWM merupakan milik Hari, dibangun pada tahun 2007.
Saat mendirikan TWM, Hari tidak menggunakan jasa konsultan, arsitek, dan kontraktor besar.
Ia justru melibatkan para penduduk setempat. Alasannya, ia bisa menekan biaya pembangunan sekaligus membangun ekonomi penduduk setempat.
Menghabiskan masa tuanya mengurusi TWM, Hari juga memilih tinggal di dekat lokasi usahanya itu.
Padahal, jika melihat harta kekayaannya yang begitu melimpah, Hari bisa saja tinggal di apartemen atau rumah mewah.
Baca: Pendiri Matahari Minta Minum Sebelum Ditemukan Tewas di Sungai Ciliwung
Hari diketahui mempunyai rumah besar di daerah Bogor, namun ia lebih memilih tinggal di rumah berukuran kecil.
Dalam sebuah wawancara, Hari menjelaskan alasan sederhananya tinggal di area TWM.
"Saya sudah tinggal di sini (TWM) puluhan tahun. Saya punya rumah besar di Bogor, saya bukan bangkrut dan tidak punya rumah ya?" ujar Hari dalam wawancaranya bersama Filantropi pada 2017 silam.
Hari menjelaskan, ia merasa area TWM adalah rumahnya.
Di tempat itu juga Hari bisa merasakan indahnya alam dan bisa memantau langsung para anak buahnya.
"Saya lama-kelamaan merasa di sini 'it is my home', udara begitu besar, saya juga bisa giat membantu anak buah saya," kata Hari.
Ia tidak muluk-muluk untuk urusan tempat tinggal.
"Saya pikir yanng penting ada tempat tidur yang baik, ada udara yang baik, ada suasana yang bisa bikin senang, saya cukup," ujar Hari Darmawan.
Kisah Hidup Hari Darmawan
Kabar duka datang dari perusahaan ternama Matahari Departement Store (Matahari Group).
Sang pendiri, Hari Darmawan ditemukan meninggal dunia di sungai ciliwung, Sabtu (10/3/2018).
Jasad Hari Darmawan ditemukan dalam keadaan tengkurap dan tersangkut di bebatuan sungai.
Sebelum ditemukan, Hari Darmawan sempat dinyatakan hilang sehari sebelumnya, Jumat (9/3/2018) malam.
Saat itu Hari dikabarkan sedang berada di villa miliknya yang dekat dengan sungai ciliwung, di Lokawiratama Hankam, Desa Leuwimalang, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Pemilik Taman Wisata Matahari (TWM) ini dinyatakan menghilang sekitar pukul 21:00 WIB.
Hingga akhirnya berhasil ditemukan keesokan harinya sekitar pukul 06.30 WIB.
Hingga berita ini dimuat, belum diketahui secara pasti apa penyebab kematian Hari Darmawan.
Namun ada dugaan yang diungkap oleh pihak manajemen TWM.
Dugaan sementara kematian Hari karena kehilangan keseimbangan saat sedang melihat kondis air sungai Ciliwung dari dekat.
Saat itu, kondisi hujan deras dan mengakibatkan aliran sungai Ciliwung meningkat.
Diduga Hari ingin melihat lebih dekat namun nahas, ia terjatuh ke sungai karena kurang seimbang.
Hal ini diungkap oleh pihak manajemen lewat siaran pers yang diterima awak media.
Kendati demikian, itu masih di tahap dugaan sementara, belum ada klarifikasi resmi mengenai kecelakaan ini.
Kepergian pendiri Matahari Group ini sontak menjadi perhatian publik.
Bagaimana tidak, orang sepenting Hari Darmawan tewas di sungai ciliwung.
Muncul banyak pertanyaan mengenai kecelakaan tersebut.
Tak banyak yang tahu pula sosok Hari Darmawan yang merupakan pelopor perusahaan retail di Indonesia.
Baca: Ngeri dengan Makanan di Luar, Chelsea Olivia Pilih Masak Sendiri untuk Anaknya
Hari Darmawan lahir dari keluarga pengusaha lokal Makassar yang menjual produk pertanian.
Pada 1950, usaha keluarganya itu mengalami kesulitan hingga bangkrut.
Terpaksa Hari Darmawan dan orangtuanya harus berjuang dari nol untuk membangun usahanya lagi.
Setelah lulus dari SMA, Hari Darmawan memutuskan untuk merantau ke Ibu Kota untuk mengadu nasib.
Di sana ia berjodoh dengan seorang wanita bernama Anna Janti, seorang putri pemilik toko serbag ada bernama "Mickey Mouse".
Hari dipercaya untuk mengelola toko tersebut hingga berkembang pesat.
Kemudian, pada 1968 ia membeli toko serba ada bernama "Toko De Zon" yang kini dikenal dengan nama "Matahari".
Hari Darmawan mengalami jatuh bangun dalam menjalankan usaha "Matahari".
Semua yang ia bangun harus menelan kepahitan pada krisis moneter 1997.
Usaha "Matahari" resmi dijual Hari kepada Lippo Group.
Alhasil, Hari Darmwan kemudian mendirikan perusahaan baru bernama "Pasar Swalayan Hari-hari".
Tak hanya bidang retail saja yang dijejalinya, tapi juga bidang pariwisata.
Pria kelahiran 1940 ini membangun Taman Wisata Matahari yang berlokasi di Bogor.