Salat Subuh Berjamaah di Masjid Mendadak Berhenti, Perempuan Diduga Gangguan Jiwa Lukai Pemuka Agama
Abdul Rachman pulang ke rumahnya di Bumi Sawangan Indah I, Depok dengan perban yang menutup luka sayat di bawah telinga kanannya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abdul Rachman pulang ke rumahnya di Bumi Sawangan Indah I, Depok dengan perban yang menutup luka sayat di bawah telinga kanannya.
Belum sempurna takbiratul ihramnya untuk menunaikan salat Subuh berjamaah di Masjid Darul Muttaqin, Minggu (11/3/2018) Abdul Rachman mendapat tusukan pisau yang diarahkan seorang perempuan yang diduga mengalami gangguan jiwa dan mengaku bernama Vivi.
Warga mengenal Abdul Rachman sebagai Ketua RT 05/RW 06 di Bumi Sawangan Indah I dan seorang pemuka agama setempat.
Sementara Vivi juga warga perumahan tersebut.
Pelaku yang seorang perempuan itu dikenal warga memang kurang waras tapi sering mengikuti salat berjemaah di masjid kompleks.
Abdul pun menceritakan detik-detik dirinya ditusuk oleh perempuan mengaku bernama Vivi.
Awalnya, Abdul didatangi oleh perempuan itu pada malam hari sebelumnya. Saat itu pelaku masuk ke rumah Abdul namun pintu tak dibuka.
Baca: Sandiaga Siap Jadi Gubernur DKI Jika Anies Dampingi Prabowo Capres 2019
"Jam setengah 12 masuk ke rumah, sampai depan pintu, ngetuk. Sama istri saya nggak dibukain, orang nggak Assalamualaikum, nggak apa. Akhirnya keluar lagi (pelakunya)," kata Abdul.
Abdul lalu dibangunkan oleh istrinya karena ada yang mengetuk pintu. Dia langsung keluar mengecek untuk memastikan kondisi rumahnya aman.
"Istri saya bangunin, pak ada orang, saya masuk. Tapi pintu depan nggak ditutup. Jangan-jangan orang jahat, pikiran saya. Saya susul keluar, lihat sepi nggak ada apa-apa, aman," ujarnya.
Tak lama berselang, pelaku kembali mendatangi rumah Abdul.
Dia sempat mengatakan ada keperluan untuk bertemu dengan Abdul. Namun tak digubris sebab waktu telah menunjukkan larut malam.
"Kira-kira setengah, jam 12 lewat dikit. Saya ngggak lihat jam lagi. Dia ngomong 'Pak saya ada perlu,' (saya jawab) 'ah nggak usah. Datang dari luar gerbang. Kan nggak bisa masuk dia ngomong 'pak saya ada perlu'. Berarti dia kan sadar. Memang tujauannya ngancam. Sadar. Ya sudah pulang-pulang, saya suruh pulang. Saya tutup pintu," ujarnya.
Ketika waktu Subuh tiba, Abdul pun bergegas menuju ke masjid bersama anaknya bernama Kiki.
Sampai di masjid Abdul berada di saf bagian depan.
Baru saja ia hendak takbiratul ihram, tiba-tiba anaknya yang berada di saf belakang berteriak, sontak Abdul menengok ke belakang.
Betapa kagetnya ia pisau sudah berada di dekat lehernya.
"Memang sengaja mau ke leher. Saya nggak tahu dia rencana apa. Pas saya belok gini. Dia melotot," tuturnya.
Karena gaduh, pelaksanaan salat subuh pun berhenti.
Baca: Sebelum Meninggal, Hari Darmawan Memang Berencana ke Bali Berkumpul Bersama Keluarga
Jemaah kaget di masjid sudah banyak ceceran darah, Abdul pun langsung dibawa ke rumah sakit.
"Kejadian di dalam masjid saya nggak tahu lagi. Mungkin jemaah yang lain tahu. Saya di rumah sakit sudah, saya minta ke rumah sakit," terangnya.
Mengaku Mendapat Wahyu
Sekretaris Masjid Darul Muttaqin Choeroni menuturkan, saat diinterogasi warga usai menusuk Abdul Rachman, pelaku bernama Vivi (28) mengaku mendapat petunjuk atau wahyu dari Tuhan.
"Saat diinterogasi warga, pelaku mengaku dapat wahyu dan disuruh Allah menusuk Ustaz Abdul Rahman. Alasannya, kata dia, Ustaz Abdul Rahman adalah Dajjal," ungkap Choeroni.
Pelaku lanjut Choeroni diketahui pernah mencari tiga ustaz lainnya termasuk korban Abdul Rachman.
"Dia naik motor sama pria pakai celana pendek dan jaket hitam. Di perempatan dekat masjid, ke warga dia menanyakan Ustaz Gufron, Ketua DKM masjid," ungkap Choeroni.
Selain menanyakan Ustaz Gufron, kata Choeroni, Vivi juga menanyakan Ustaz Riza Muhammad dan Ustaz Abdul Rachman.
Baca: Pratu Randi Dimakamkan, Ibundanya Berkali-kali Pingsan
"Tapi karena tidak ketemu meski warga sempat tunjukkan rumahnya, mereka pergi lagi," jelas Choeroni.
Kapolsek Sawangan Kompol Suwardji menuturkan, saat ini pelaku yang diduga menderita sakit jiwa sudah diamankan pihaknya dan diserahkan ke Polresta Depok.
Menurutnya, dari keterangan warga sekitar, kejadian bermula menjelang salat subuh, di mana pelaku sudah berada di masjid.
Saat itu, ketika azan subuh, pelaku duduk di selasar masjid.
"Waktu salat subuh berjamaah baru mulai, atau takbir pertama, pelaku tiba-tiba mengeluarkan pisau dan langsung menusukkan ke arah Ustaz Abdul Rahman. Saat itu korban berada di deretan belakang jemaah," papar Suwardji.
Kasubag Humas Polres Depok AKP Sutrisno mengatakan pelaku yang mengaku bernama Vivi menurut keterangan warga sekitar memang diduga mengalami gangguan jiwa.
Ia depresi setelah bercerai dengan suaminya.
"Kalau keterangan warga, gila dari 2004," ujarnya.
Karena itulah lanjut Sutrisno, pihaknya akan membawa Vivi ke rumah sakit jiwa untuk menjalani tes kejiwaan.
"Pelaku mau dikirim ke rumah sakit jiwa," kata Sutrisno.
Sementara itu Kapolresta Depok AKBP Didik Sugiarto menjelaskan dalam beberapa hari terakhir, Vivi kerap mengamuk dan marah-marah kepada warga sekitar, juga meludahi warga.
"Ia juga sempat memukul korban seminggu sebelumnya," ujar Didik.
Pemukulan kepada Abdul Rachman oleh Vivi, kata Didik, juga terjadi di Masjid Darul Muttaqin usai Salat Asar.
Saat kejadian, Ustaz Abdul menjadi imam Salat Asar berjemaah tersebut.
Vivi diketahui tinggal seorang diri di Blok D, Perumahan Bumi Sawangan Indah (BSI), Pengasinan, Sawangan, tak jauh dari lokasi masjid.
Ia bergantung atas bantuan kakak dan kerabatnya.
Lola, kakak Vivi yang tinggal di Blok C di perumahan yang sama menuturkan, adiknya itu memang sudah mengidap gangguan jiwa sejak 2004.
Baca: Meski Menjamin Secara Finansial Gibran Tak Tertarik Jadi Politikus
"Sejak 2004 sudah mengidap gangguan jiwa saat tinggal di Palu, Sulawesi Tengah, sama suaminya," ungkap Lola.
Di Palu, kata Lola, Vivi sempat dirukiah, namun tak juga sembuh. Karena kondisinya itulah, suaminya akhirnya menceraikan Vivi.
"Setelah bercerai dia pindah ke Perumahan BSI ini tahun 2011," jelas Lola.
Lola mengaku tak mengetahui pasti penyebab adiknya menjadi kurang waras.
Dia membantah ada faktor keluarga dan faktor ekonomi sebagai penyebabnya.
"Sebab, tidak setiap hari adik saya mengalami gangguan jiwa. Hanya sewaktu-waktu saja. Biasanya, kalau dilihat normal-nomal saja. Tapi kalau lagi kerasukan, ya begitu, ngamuk dan marah-marah ke warga," paparnya.
Menurut Lola, tetangga sekitar mengetahui kondisi Vivi.
"Kalau lagi normal, dia ngobrol dan bergaul biasa dengan warga. Tapi kadang kalau kumat ya, warga menyingkir," cetusnya.
Meski begitu, Lola mengaku kaget saat mendengar adiknya menusuk Abdul Rachman.
"Sebelumnya tidak pernah dia mengamuk kalau kumat sampai menusuk. Paling hanya memukul biasa saja," terang Lola.
Kini Lola mengaku pasrah atas nasib adiknya, dan menyerahkan semuanya ke polisi. (Tribun Network/bum/mus/wly)