Keluh Kesah Tukang Ojek Sepeda Tergerus Keberadaan Ojek Online
Perkembangan zaman yang menuntut serba cepat membuat penyedia jasa ojek sepeda tersingkirkan.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan zaman yang menuntut serba cepat membuat penyedia jasa ojek sepeda tersingkirkan.
Ojek sepeda yang dulunya cukup akrab dengan masyarakat kota Jakarta kini sudah mulai ditinggalkan.
Yato (61) seorang penyedia jasa ojek sepeda mengaku dirinya sudah 20 tahun lebih mengais rezeki di pangkalan ojek sepeda, Lodan Dalam, Jakarta Utara.
Baca: Fakta Terkait Penemuan Mayat Wanita Cantik di Bogor: Ciri-ciri, Kondisi Korban, dan Mobil Misterius
"Kalau dari dulu waktu belum ada ojek motor saya nariknya jauh-jauh ke Priok ya sering, ke Kampung Gusti ya sering, kalau sekarang kan ada online paling jauh ya ke Stasiun Kota," kata Yato saat ditemuai Tribunnews.com, Minggu (18/03/2018).
Menurutnya pendapatan dulu bisa cukup untuk makan sehari-hari bahkan lebih.
Baca: Didampingi 5 Menteri, Jokowi Sampaikan Sikap Indonesia Tanggulangi Teroris
Tetapi sekarang penghasilannya bisa untuk menutupi makan saja sudah bersyukur.
"Kalau dulu ya namanya kerja kaya gini kan ga nentu tapi dulu bisa dapet lima puluh ribu sampai tujuh puluh ribu itu bersih saya sudah makan," katanya.
Baca: Menilik Istana Rp 5 Miliar Tempat Ditangkapnya Pembobol Saldo Nasabah Bank Bermodus Skimming ATM
Ia pun mengaku bila hari libur, justru penghasilannya makin seret.
"Kalau sekarang jauh kadang kala
kalau tanggal merah buat makan saja empot empotan hari ini aja baru dua kali narik," ungkap penyedia jasa ojek sepeda ini.
Yato berharap ojek sepeda tetap dipertahankan keberadaannya agar dirinya tetap mendapat penghasilan.
"Ya saya berharap sih masih bertahan, namanya saya udah tua ya usia sudah segini, kalau di kampung ya saya ga punya kerjaan, jadi terpaksa saya masih berangkat pulang kesini dari pada dirumah nganggur," ungkapnya.