Rusun yang Dihuni Pasangan PNS dan Jaksa di Cipinang Disegel, Ini Alasannya
Pihak pengelola Rumah Susun Cipinang Muara menyegel dua unit rumah susun milik PNS.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak pengelola Rumah Susun Cipinang Muara menyegel dua unit rumah susun milik PNS.
Dua unit satuan Rumah Susun Cipinang Muara yang terletak di Jalan Cipinang Muara 2, Duren Sawit, Jakarta Timur tidak pernah ditempati pemiliknya.
Kepala Rumah Susun Cipinang Muara, Septalina, mengatakan dalam peraturannya jika rumah tersebut kosong selama 14 hari tanpa ada kejelasan, maka harus dikosongkan.
"Ini persoalannya di sana ada dua unit di blok B yang punya ada ibu dan anak, ibunya sudah sepuh, anaknya pns, suami di kejaksaan bolak balik saya ke rumahnya selalu kosong," kata Septalina saat ditemui, Senin (19/3/2018).
Pihaknya mengaku sebetulnya sudah melakukan penyegelan terlebih dahulu, namun hal itu tidak membuat penghuni tetap tinggal di rusun tersebut.
"Kita sudah lakukan teguran, sebelum itu dilakukan kita sudah panggil tapi tidak mengindahkan. Saya juga bilang siapa yang jebol itu foto, karena akan kita polisikan karena merusak aset negara. Ini kebangetan karena sudah dua kali dijebol," katanya.
Baca: Pejambret Bermodal Pisau Tak Berkutik Ditangkap Polisi Penjaringan
Dikatakan, Septalina bukan mengusir. Tapi Septalina hanya ingin Rusun itu ditempati.
"Saya yakin dia punya rumah, dia itu pejabat dan logikanya kalo nggak ditempati berarti dia punya rumah. Mungkin dulunya berpikir dapatnya susah ,jadi dia berfikir ini aset dia. Padahal ini aset negara," ucapnya.
Seperti diketahui bahwa Rusun Cipinang Muara diperuntukan untuk PNS dan Non PNS.
Rusun ini dibangun untuk para guru dari luar Jakarta yang tengah bekerja di Ibu Kota.
Namun lantaran harga sewanya murah, yakni berkisar Rp 175 ribu hingga 215 ribu untuk PNS, kebanyakan dari mereka tetap bertahan bertahun-tahun.
Sehingga banyak diantaranya tidak ingin pindah dari Rusun tersebut, bahkan beberapa diantara melayangkan protes jika dilakukan penyegelan.
"Dia juga melayangkan surat ke Kadis Perumahan, Polres menyatakan dia menangis untuk meminta kepada saya jangan digembok. Tapi bagaimana dia itu tidak pernah menempati rumah tersebut," katanya.