Peran Guru Membentuk SDM yang Berdaya Saing kata Moeldoko
Presiden Joko Widodo telah menyiapkan langkah-langkah ke depan melalui pemberian gizi dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memiliki konsen di tahun 2018 pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing. Presiden Joko Widodo telah menyiapkan langkah-langkah ke depan melalui pemberian gizi dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Di bidang kesehatan, pemerintah membagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk anak-anak Indonesia.
“Tujuannya ke depan, memasuki Indonesia emas tahun 2045, kita memiliki generasi yang unggul,” kata Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat menerima Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) di Kantor Staf Presiden, Selasa (20/3).
Mantan Panglima TNI ini menerangkan, Presiden tengah membangun pondasi bangsa yang lebih baik ke depan. Guru NU, sebagai salah satu elemen bangsa yang berlandaskan Ahlus-Sunnah wal Jama'ah memiliki peran strategis membentuk karakter anak didik.
Guru NU menanamkan karakter kebangsaan dan ke-Islaman yang rahmatan lil alamin sebagai modal kemajuan bangsa dan negara.
“Saya kecil di langgar, dididik kyai, di situlah karakter saya dibentuk, saya bisa hidup seperti ini ada peran guru,” kata Moeldoko.
Dalam kesempatan ini, PERGUNU menyampaikan rencana Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II di Asrama Haji Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 5-6 Mei 2018.
Tema yang diangkat dalam Rakernas nanti adalah “Guru Aswaja Wujudkan Cita-Cita Kemerdekaan Indonesia dan Islam Rahmatan lil Alamin”. Persebaran PERGUNU saat ini meliputi 34 provinsi, 412 pengurus anak cabang, 3.370 pengurus anak cabang dengan lebih dari 12 ribu anggota.
“Rakernas persatuan guru NU akan dihadiri pengurus wilayah dan cabang se-Indonesia yang berjumlah kurang lebih 1.200 peserta,” kata Agus Mulyana, Wakil Sekretariat Jenderal PERGUNU.
Bersama rekan-rekannya, Agus yang sehari-harinya mengajar di Pesantren Riyadul Ulum wa Da’wah Tasikmalaya, Jawa Barat, menyampaikan undangan dan berharap kehadiran Presiden Joko Widodo hadir membuka Rakernas PERGUNU.
Salah satu hal menarik dalam pertemuan ini adalah usulan PERGUNU kepada pemerintah untuk membentuk Komisi Perlindungan Guru.
Hal ini sebagai bentuk perlindungan serta kesejahteraan untuk para guru dengan memberikan kepastian perlindungan hukum maupun pengawasan pelaksanaan peraturan.
Kepala Staf Kepresidenan mendukung usulan tersebut.
“Saya mendukung usulan itu," kata Moeldoko.
Menurutnya, problem yang dihadapi bangsa saat ini adalah miskin hati. Bagaimana rasa hormat kepada orang tua atau tokoh berkurang.
“Orang seenaknya menghujat pimpinannya, menyebar hoax, dan yang paling bisa menghadapi ini adalah para guru,” ujarnya.
Guru menjadi instrumen utama dalam pembangunan karakter. Hal ini berkaitan dengan visi misi presiden yang ingin menyiapkan SDM kedepan yang semakin baik, unggul dan memiliki daya saing. Moeldoko mengatakan bahwa guru berkontribusi dan memiliki peran penting dalam proses pembentukan karakter ini.
“Guru bukan hanya sekedar pendidik, tetapi juga sebagai panutan," jelas Moeldoko.