Bekerja di PR dan Communications, Saat Hadapi Krisis Pacu Adrenaline
, sekarang era digital karena semua informasi menjadi sangat cepat, mudah, dan tepat untuk disampaikan, dan bisa lebih tajam dimonitor
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengawali karir di industri Public Relations di tahun 2000, tidak membuat Sufintri Rahayu atau yang disapa Fifin ini menjadi jenuh.
Perempuan kelahiran 31 Januari 1978 ini malah makin cinta terhadap dunia yang membesarkan karirnya ini.
Work for passion, itu adalah motto yang membuat dia going strong di industry yang membutuhkan kekuatan belajar terus menerus, up-to-date, cepat tepat dan tangkas melihat dan memonitor situasi dan kondisi terbaru.
Banyak sekali perubahan yang terjadi di industry ini. Baik dari bagaimana kita menyampaikan pesan kita kepada stakeholders kita, channels communications yang digunakan.
" Bagaimana cara kita memaintain network dan relationship kita dengan stakeholders, hingga news apa sih yang dirasakan ‘seksi’ dan penting untuk stakeholders," katanya.
Saya ingat dulu, kalau kita mau undang media untuk datang ke acara Jumpa Pers, kita harus buat undangan, kirim menggunakan fax satu persatu ke pemimpin redaksi, lalu di follow up dengan telefon, dari 1 minggu sebelumnya, hingga hari H.
"Kalau sekarang, sudah canggih, banyak channel communications yang kita bisa gunakan, e-mail, whatsapp, mailing –list, press room di website kita, hingga linked in," katanya.
Channel communications juga berkembang pesat, sekarang era digital karena semua informasi menjadi sangat cepat, mudah, dan tepat untuk disampaikan, dan bisa lebih tajam dimonitor.
Inilah yang saya suka di dunia saya, dunia PR dan communications, betapapun lamanya kita berkarir, senior apapun posisi kita, di industry manapun kita berada, kita terus belajar.
Menjalani hampir 20 tahun bekerja di dunia PR, Fifin sudah malang melintang menjajal berbagai indusri.
Pernah bekerja untuk perusahaan PR konsultan dimana dia mempelajari strategi PR, pelaksanaan, hingga monitoring kegiatan secara berkelanjutan, kemudian terjun langsung di client-side bekerja di industri tobacco, manufacture, lanjut ke shipping, oil & gas, NGO, technology, dan asuransi membuatnya mumpuni dalam membuat strategi komunikasi di perusahaan.
Fifin juga berbagi mengenai serunya menangani krisis komunikasi.
“Salah satu yang menarik dari bekerja di PR dan Communications justru ketika menghadapi crisis, ini benar – benar adrenaline pumping, dan dibutuhkan ketenangan, di saat yang bersamaan kecepatan dan ketepatan. Mungkin justru ini yang membuat saya menjadi merasa muda terus ya,” tambah dia dengan senyum.
Selain itu, saya paling suka mengerjakan Corporate Social Responsibility, atau sekarang juga popular dikenal dengan Social Investment.
Bertemu dengan banyak orang, melihat pekerjaan kita tidak hanya membantu bisnis, namun juga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar kita, membuat saya menjadi lebih merasa berarti. “
Ibu satu anak ini juga menambahkan, buat dia PR & Communications bukan lagi menjadi hanya sekedar pekerjaan buat dia.
Tentu, bukan berarti saya tidak punya dunia lain selain bekerja ya, di waktu senggang, saya suka sekali membaca buku, menikmati hari – hari saya bersama anak semata wayang saya yang sekarang sedang lucu – lucunya – umur 2 tahun.
Mencoba menu – menu masakan baru di dapur saya di malam hari sepulang kerja dan weekend, dan berkebun kecil – kecilan di taman saya di pagi hari sebelum bersiap – siap ke kantor.
Dan secara regular, travelling bersama suami, anak dan orang tua saya. Karena saya percaya banget, kalau hidup itu memang harus balance, bener itu kata anak jaman now, semua orang butuh Piknik!. Tutup dia lagi.