Lelaki Ini Tewas Saat Pijat Terapis di Tangerang
Lelaki berinisial BL (51) ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Kamis (5/4/2018) malam.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Lelaki berinisial BL (51) ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Kamis (5/4/2018) malam.
Ia meregang nyawa saat menjalani pijat terapis di Salon Pieter 2, Ruko Citra Raya Blok B.10A/11R Desa Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kanit Reskrim Polsek Cikupa, Iptu Ngapip Rujito.
Ngapip menjelaskan kejadian itu bermula saat BL mulai masuk ke dalam salon Pieter 2 Cikupa untuk dipijat.
Sesampainya di dalam, pria berusia 51 tahun ini kemudian diminta oleh pihak managemen salon dan terapis untuk naik ke lantai atas, tempat ruangan para pengunjung salon serta tempat pijat di terapis kebugaran.
Baca: Gerebek Pijat Refleksi Pasar Minggu, Polisi Pergoki Terapis Tak Pakai Baju Sedang Layani Pelanggan
Saat itu BL ditemani FH (34) sebagai juru terapis yang direkomendasikan pihak managemen salon Pieter 2 untuk melakukan pemijatan.
Saat dipijat, sang terapis meminta korban untuk rebahan sejenak sebelum selanjutnya pergi meninggalkan tempat tersebut.
Dengan membiarkan tamu salonnya terbaring, FH kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci handuk yang sebelumnya digunakan untuk pijat.
"Setelah 15 menit kemudian, FH kemudian memanggil BL. Namun BL tidak menjawab, kemudian FH mencoba membangunkannya, tetapi korban tetap tidak merespon panggilannnya itu, FH lalu memanggil pemilik dan karyawan salon dan selanjutnya menghubungi Polsek terdekat,” ujar Ngapip di Mapolsek Cikupa, Kabupaten Tangerang, Jumat (6/4/2018).
Mendapatkan laporan mengenai soal ini polisi melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Petugas juga menggelar olah tempat kejadian perkara.
"Korban dinyatakan meninggal dunia. Sebelumnya dibawa ke RSU Tangerang untuk diperiksa sebelum jenazahnya diambil oleh keluarga terdekat untuk dimakamkan,” ucapnya.
Polisi juga sudah memintai keterangan terhadap para saksi di lokasi. Tak luput juga dari sang terapis dan pihak management panti pijat tersebut.
"Masih dalam pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pastinya," kata Ngapip. (dik)
Penulis: Andika Panduwinata