Sederet Fakta Terkait Pembunuhan Purnawirawan TNI AL di Cilandak: Kronologi Hingga Jejak Darah
Kepolisi masih memburu pelaku pembunuhan pensiunan TNI AL, Chunaedi, di rumahnya di Jalan Kayu Manis, Pondok Labu
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisi masih memburu pelaku pembunuhan pensiunan TNI AL, Chunaedi, di rumahnya di Jalan Kayu Manis, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/4/2018).
Belum diketahui pasti motif di balik kasus tersebut, meskipun ada dugaan bila pembunuhan tersebut bermotif perampokan.
Jumlah pelaku pun masih belum diketahui pasti.
Baca: Tetangga Ungkap Sehari Sebelumnya Jadi Korban Pembunuhan Humaidi Sempat Dirampok
Tetapi berdasarkan pengakuan saksi mata kepada polisi, seorang pria datang ke rumah Chunaedi dan langsung menyerang korban.
Tribunnews.com merangkum sejumlah fakta terkat peristiwa tersebut, baik berdasarkan keterangan polisi, saksi, dan pantauan di lapangan.
1. Kronologi kejadian menurut polisi
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Stefanus Tamuntuan menerangkan, korban ditemukan dalam posisi tengkurap di atas kasur dengan mengenakan peci motif kembang warna hijau coklat.
Korban menggunakan kaos kerah warna putih dan celana pendek hitam serta kain sarung motif coklat merah marun.
Hasil pemeriksaan pada tubuh korban, ucap Stefanus, terdapat luka-luka sobek.
"Tiga luka robek atau tusuk, yakni dua di bagian bawah dada kiri, dan satu di lengan kiri," ujar Stefanus melalui keterangan tertulisnya, Kamis (5/4/2018).
Baca: Kapolda Sumut Sebut Fahrizal Dulunya Polisi Berprestasi
Stefanus menerangkan, peristiwa terjadi sekira pukul 18.00 WIB.
Saat itu, Chunaedi sedang beribadah di kamar tengah,
"Korban sedang mengaji di kamar tengah, sementara istri korban memgaji di kamar tidur," ujar Stefanus.
Tiba-tiba seorang tak dikenal mengetuk pintu depan rumah korban.
Begitu Chunaedi membukakan pintu, tak lama kemudian istri korban mendengar suara teriakan sang suami tercinta.
"Ketika keluar kamar, melihat korban sedang di lantai berkucuran darah. Istri korban langsung histeris meminta pertolongan," ujar Stefanus.
2. Kepala korban dibenturkan beberapa kali
Dilansir dari wartakotalive.com, selain luka tusukan benda tajam, kepala Chunaedi pun mengalami luka, diduga bekas benturan benda keras.
Dari sejumlah foto keadaan di dalam rumah yang sempat beredar, darah memenuhi lantai rumah dari bagian belakang hingga ruang tempat ditemukannya korban.
Diduga, korban sempat diseret pelaku sambil terus dianiaya.
Baca: Pensiunan Polisi Ditemukan Tak Bernyawa di Muara Hutan Bakau
Kapolsek Cilandak Kompol Prayitno menerangkan, dari hasil penyelidikan sementara, kejadian itu sebuah penganiayaan tanpa disertai perampokan.
Petugas Polsek Cilandak, Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya tiba dilokasi dan menemukan kondisi korban sudah dalam keadaan meninggal.
"Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara sementara, peristiwa ini bukan perampokan melainkan penganiayaan, karena tidak ada barang yang hilang,” ucap Kompol Prayitno.
Saat ini pihaknya belum bisa memastikan motif penyerangan tersebut.
"Jadi korban ini diserang dijedotin kepalanya dan ditusuk. Motifnya masih kami gali dulu,” ujar Kompol Prayitno.
3. Istri lihat korban cek cok dengan pelaku
Chunaedi (83)sempat terlibat bergumul dengan pelaku sebelum tewas.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta mengatakan penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi.
Dua di antaranya, keterangan saksi mata, yakni istri korban, Sopiah (78), dan Ketua RT Wastra Kamayi (42).
Nico menyebut, sebelum korban tewas, istri korban melihat sang suami berseteru dengan seorang pria.
Baca: Penjahat Spesialis Pembobol Brankas dan Rumah Kosong di Surabaya Tewas Ditembak Polisi
"Kami masih mendalami keterangan saksi yang mengatakan, seorang laki-laki memasuki rumah tersebut," ujar Nico di Polda Metro Jaya, Kamis (5/4/2018).
Nico menerangkan, peristiwa terjadi sekira pukul 18.00 WIB.
Saat itu, Chunaedi sedang melaksanakan salat di kediamannya, Jalan Kayu Manis, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan
Tak lama kemudian, Chunaedi mendengar ketukan pintu.
Saat itu, Chunaedi diduga ditusuk di bagian dada.
Sopiah mendengar detik-detik suaminya merintih kesakitan.
"Istri mendengar teriakan minta tolong, sehingga istri melihat pergumulan. Sempat terjadi pergumulan antara seorang laki-laki dengan korban," ujar Nico.
Sopiah melihat suami telah berlumuran darah.
Takut akan diincar pelaku, Sopiah pun melarikan diri ke rumah tetangga korban.
Pelaku yang diduga melakukan pembunuhan langsung melarikan diri dari pintu belakang.
4. Sehari sebelumnya uang pensiun korban raib
Dilansir dari TribunJakarta menurut warga sekitar, sebelum peristiwa pembunuhan, rumah Chunaedi Rabu (4/4/2018) sempat disatroni pencuri.
"Kalau kata istrinya, kemarin di rumahnya itu juga kemalingan," kata warga bernama Syarnobi kepada wartawan di lokasi.
Syarnobi mengatakan, saat kejadian tersebut uang pensiun milik korban Rp 3,2 juta raib digondol maling.
"Uang Rp 3,2 juta diambil. Itu uang pensiun tapi emang enggak ngelapor karena mungkin kan yang penting selamat," kata dia.
5. Ada jejak darah tak jauh dari lokasi kejadian
Dilansir dari TribunJakarta.com, untuk mencari bukti-bukti lainnya, pihak kepolisian menurukan seekor anjing pelacak guna mencari jejak pelaku.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, Kamis (6/4/2018) malam, anjing pelacak menyisir jalan Karang Tengah Raya hingga parit yang tak jauh dari kediaman korban.
Penelusuran dimulai di Sentra batu alam yang menjual berbagai macam batu untuk kolam dan taman.
Kemudian dilanjutkan dengan memasuki gang hingga menghampiri sebuah parit.
Saat sedang mengendus di sekitar parit itu, anjing pelacak mencium sesuatu yang diduga darah kering.
"Ini perkiraan darah ini ditembok," ujar seorang anggota kepolisian.
Kemudian pelacakan dilanjutkan dengan menyisir komplek rumah warga hingga menuju depan SMPN 226, Jakarta Selatan.
Namun, hingga saat ini belum ada kepastian penemuan apa yang telah ditemukan pihak kepolisian bersama anjing pelacak itu. (tribunnews.com/ TribunJakrta.com/ Wartakotalive.com)