Paskah Nuansa Toraja 'Bersatu Dalam Kebhinnekaan' Akan Dirayakan di Cibinong Besok
Perayaan Misa ini akan berlangsung pukul 18.00 WIB di Gereja PKKC baru yang bisa menampung ribuan umat.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misa Paskah bertajuk Bersatu dalam Kebhinekaan melalui Nuansa Budaya Toraja akan digelar di Gereja Paroki Keluarga Kudus Cibinong (PKKC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/4/2018) besok.
Menurut rencana, Misa Paskah ini akan dipimpin RD Agustinus Suyatno didampingi RD Alfonsus Sombolinggi dan beberapa pastor asal Toraja lainnya.
Perayaan Misa ini akan berlangsung pukul 18.00 WIB di Gereja PKKC baru yang bisa menampung ribuan umat.
Perayaan pesta Paskah Kebangkitan Kristus dalam nuansa budaya Toraja ini terbuka untuk semua umat Katolik, bukan hanya asal Toraja.
Menurut Ketua Panitia Caracciolus Birana (Olus), pelaksanaan perayaan Paskah bernuansa budaya Toraja ini sengaja disesuaikan dengan jadwal perayaan misa di PKKC. Sehingga diharapkan umat setempat dapat menyaksikan acara tersebut.
Ini juga merupakan upaya untuk mengenalkan budaya Toraja kepada masyarakat Indonesia khususnya umat Katolik di Cibinong dan sekitarnya.
Umat Katolik asal Toraja yang tergabung dalam Perhimpunan Umat Katolik Toraja (Pukat) se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cikarang, bahkan Cianjur, dan Sukabumi akan hadir dalam pesta iman di PKKC ini.
Menurut perkiraan, jumlah umat Katolik asal Toraja yang berdomisili di kota-kota tersebut di atas, sekitar 500-700 orang.
Perayaan Misa Paskah nuansa budaya Toraja ini akan diawali dengan perarakan dengan iring-iringan tari Pa’randing dan Ondo Pua, diikuti parade rombongan perwakilan umat Katolik Toraja Se-Jabodetabekci atau Cianjur dan Sukabumi.
Para peserta parade ini biasanya mengenakan pakaian adat Toraja berikut hasil panenan berupa buah dan sayuran atau pun makanan sebagai tanda syukur atas rahmat Tuhan.
Perayaan ini akan dimeriahkan dengan persembahan lagu-lagu liturgis bernuansa Toraja, termasuk ordinarium gaya Toraja yang telah disetujui oleh Komisi Musik Liturgi KWI dari paduan suara Parkekuci.
Bacaan Kitab Suci dan Injil akan disampaikan dalam bahasa daerah Toraja, namun homili tetap disampaikan dalam bahasa Indonesia.
Seusai perayaan Ekaristi akan dilanjutkan dengan ramah tamah yang diselingi dengan sendratari Kisah Kelahiran, Wafat, dan Kebangkitan Yesus Kristus.
Selain itu, juga ditampilkan atraksi menarik khas budaya Toraja dan diakhiri ramah tamah dengan makanan khas Toraja seperti daging yang dimasak/dibakar dalam bambu dan pantollo’ lendong pamarrasan serta ayam kampung masak sarre (serei) dengan nasih merah dan hitam.
Olus menambahkan, perayaan Paskah ini juga bertujuan semakin menguatkan persaudaraan sejati di antara umat Katolik Sang Torayaan di perantauan.
Momen ini juga sekaligus sosialisasi atas pembangunan pusat ziarah keluarga kudus dari Nazaret (Yesus, Maria, dan Yusuf) yang saat ini sedang dilakukan di Sa’pak Bayobayo, Sangalla, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Pusat ziarah ini merupakan yang pertama di luar Nazaret sendiri.
Karena itu, wisata rohani ini sangat penting, terlebih karena lokasinya sangat alami.
Sehingga mendukung tumbuhnya iman yang kuat akan Yesus Sang Juruselamat dari semangat kebersamaan dalam keluarga kudus Nazaret seperti dituangkan dalam subtema perayaan Paskah Pukat ini, yakni Harmoni Semesta Berbasis Keluarga.(*)