Nilai-nilai Perjuangan RA Kartini yang Diterpakan Bripda Diah
"Sejak dulu saya memang sudah suka mengajar anak-anak yang kurang mampu," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bripda Diah, satu di antara banyaknya perempuan yang meresapi dan menerapkan nilai-nilai perjuangan seorang perempuan yang pernah ditunjukkan oleh RA Kartini.
RA Kartini dikenal berperan penting dalam membuka pintu pendidikan bagi wanita, serta memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia.
Kini, Bripda Diah tak hanya berbagi waktu dalam dunia pekerjaan sebagai polisi, namun ia juga meluangkan waktu untuk mengajar anak yatim.
wanita lulusan Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta ini mengatakan, sejak dirinya duduk dibangku kuliah, kepekaan hatinya untuk membantu masyarakat yang memiliki keterbatas dalam pendidikan maupun perekonomian sudah tercurahkan sejak dahulu bersama teman-temannya.
Ditambah ketika dirinya memilih terjun ke dunia Kepolisian sejak 2014 lalu dan bertugas di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polsek Cakung.
"Sejak dulu saya memang sudah suka mengajar anak-anak yang kurang mampu," kata wanita yang pada bulan Juli mendatang genap berusia 24 tahun, Jumat (20/4/2018).
Kini Diah mendedikasikan dirinya sebagai pengasuh anak yatim piatu serta mendampingi anak-anak korban kejahatan di unit PPA Polsek Cakung. Saat ini ada sebanyak 65 anak yatim yang ia asuh disebuah rumah singgah di kawasan Penggilingan, Cakung Jakarta Timur.
Walau begitu dirinya juga sebelumnya mengasuh dan mengajar anak yatim piatu disebuah rumah di Bekasi, Jawa Barat, sebelum ia bertugas di Cakung.
Wanita kelahiran Jakarta ini mengaku bahwa dirinya sangat prihatin dengan kondisi anak-anak yang mereka temui yang memang perlu tambahan pendidikan.
Terlebih, diantara mereka tidak mampu untuk melanjutkan sekolah, selain itu adapula anak didiknya yang tidak memiliki orangtua serta ada beberapa korban kejahatan seksual.
"Kalo yang di Penggilingan ini memang rumah Singgah dulunya hanya 4 orang tapi lama kelamaan makin banyak. Awalnya ngajar disana karena pembantu pemilik rumah ini mengalami kasus kejahatan, dari situ dapat cerita jika dia tinggal di rumah singgah, akhirnya saya mengajukan diri untuk mengajar disana," katanya.
Meski tidak setiap hari mengajar karena kesibukan di unit PPA Polsek Cakung, Diah mengaku selalu meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah singgah sembari memberikan materi-materi pelajaran kepada anak didiknya.
Adapun materi yang ia berikan berupa materi pengetahuan lalu lintas, bahaya narkoba hingga pentingnya pancasila dan NKRI.
"Kalo yang ngajar sendiri sebenarnya tidak hanya saya, banyak orang lain juga turut serta menjadi volunteer di sana. Mereka banyak kasih materi tak hanya pendidikan tapi juga agama," katanya.
Walau disibukan dengan rutinitas pekerjaannya sebagai polisi, ia mengaku tidak terbebani dengan aktifitas tersebut, justru ia mengaku dekat dengan anak-anak membuat dirinya merasa senang.
"Berbagi waktu dengan anak-anak yatim piatu yang membutuhkan perhatian itu sangat menyenangkan, justru hal itu tidak menjadikan beban pada diri saya," ucapnya.
Atas apa dedikasinya terhadap kepedulian terhadap masyarakat, dirinya pun mendapat apresiasi penghargaan oleh Polres Metro Jakarta Timur. Walau begitu ia tetap rendah hati bahwa penghargaan tersebut tidak seharusnya diberikan kepada dirinya, ia melihat masih banyak yang lebih baik dari dirinya.
"Saya juga keget dapat penghargaan, saya juga merasa masih kurang untuk bantu-bantu, tapi sudah di kasih penghargaan, soalnya masih banyak yang baik dari pada saya. Walau begitu saya ucapkan banyak terima kasih," katanya.
Sementara itu Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Tony Surya mengatakan sangan mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh anggotanya.
Untuk itu beberapa waktu lalu, ia memberikan penghargaan kepada Bripda Diah atas dedikasinya kepada Masyarakat.
Ia juga menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Bripda Diah mencerminkan Kartini massa depan yang patut dicontoh.
"Untuk pemberian penghargaan saya sudah berikan pada saat upacara tanggal 17 kemarin, ada salah satu polwan yang mengasuh yatim piatu sebanyak kurang 40 yatim piatu. Dia asuh, ada yang menetap di salah satu rumah warga dan polwan inilah artinya yang memberi kehidupan. Ini luar biasa, pangkatnya masih Bripda artinya dia polwan baru sudah bisa membantu sesama, itu luar biasa," katanya.
Penulis: Joko Supriyanto
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Meniru Jejak Kartini, Bripda Diah Berbagi Waktu Pekerjaan dan Mengajar Anak Yatim
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.