Kaki Diamputasi, Lukman Sempat Berobat Jalan Naik Kereta Api
Sejak menderita kelainan pada saraf ototnya, pria berusia 24 tahun itu tak pernah putus harapan untuk sembuh.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lukman Nur Hakim pantas disebut sebagai sosok yang tangguh.
Sejak menderita kelainan pada saraf ototnya, pria berusia 24 tahun itu tak pernah putus harapan untuk sembuh.
Awalnya, Lukman merasakan nyeri luar biasa pada bagian bawah tempurung lututnya. Rasa sakit itu pun masih ditahan olehnya lantaran tak ingin merepotkan keluarga.
"Dia sempat jatuh tiba-tiba beberapa kali. Pertama saat naik motor, terus main futsal juga kepleset. Terus dia biarin aja diam tidak kasih tau keluarga," cerita Eni, ibu Lukman saat dikunjungi di Rumah Singgah Pasien IZI, Jalan Salemba I No.12, Senen, Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).
Tiga bulan rasa sakitnya tak kunjung hilang. Lukman pun berobat ke RS Umum Cilegon, hingga akhirnya dirujuk ke RS dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
"Dokter bilang sarafnya ke jepit, sampai ada benjolan tumor. Jalannya dia sudah ngeplek-ngeplek ketika berobat itu," ujar Leni.
Setelah beberapa tindakan medis, kaki Lukman ternyata harus diamputasi. Sang ibu pun tak kuasa mendengar kabar naas itu.
Namun, Lukman dengan beraninya mengatakan siap untuk mengikhlaskan satu kakinya.
"Dibawa ke RSCM harus diamputasi. Dia ngeyel siap amputasi. Jadi yaudahlah Allah pasti kasih sesuatu kita ikhlasin berobat sampai sembuh," katanya.
Baca: Surat Edaran Syarat Masuk Sekolah Jadi Multitafsir, Pemprov DKI Akan Ganti Baru
Sebelum tinggal di rumah singgah pasien IZI selama hampir setahun, Lukman sempat berobat jalan bolak-balik dari rumahnya di Cilegon ke RSCM di Jakarta.
Keterbatasan biaya memaksa Lukman untuk bepergian menggunakan kereta api.
"Dulu PP naik kereta dari Cilegon ke (Stasiun) Tanah Abang. Baru naik KRL ke Stasiun Cikini lanjut lagi nanti ke RSCM. Lumayan jam 3 pagi kadang siap-siap untuk naik kereta yang jam 5,. Lumayan lah capek" kata Lukman sambil tertawa.
"Alhamdulillah dapat informasi rumah singgah pasien IZI ini. Makan, tempat tinggal, transportasi gratis. Ada jalan keluar ada hikmahnya ya," imbuhnya.
Lukman memang tak banyak bicara saat ditemui Tribunnews. Ia terlihat pucat tanpa sehelai rambut pun di kepala dan alisnya.
Sekali pun bercerita, kadang harus tertunda oleh batuk akibat virus yang sudah menyebar di paru-parunya itu.
Dalam kondisi itu, Lukman ternyata masih menjalankan ibadah puasa. Ia mengaku ingin menjalani hari-harinya seperti orang yang normal dan sehat.
"Kemarin batal puasa sehari karena sempat sesak dan pusing. Tapi ingin saya kuat-kuatin. Insyaallah bisa kalau kita niat dan jalani ikhlas," tutur Lukman.