Rumah Budaya Satu-satu Prakarsai Lahirnya Rumah Dongeng untuk Anak-anak
Anak-anak Indonesia mengalami perubahan perilaku dan pola kebiasaan lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Anak-anak Indonesia mengalami perubahan perilaku dan pola kebiasaan lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.
Bukan hanya media televisi yang menjadi ruang adaptasi proses imitasi bagi anak, melainkan pusaran media sosial yang kini jauh lebih cepat dan besar pengaruhnya.
Mereka mewakili simptom dari fenomena generasi millenials.
“Hal ini jika tidak diimbangi, kepribadian anak bisa terbelah dan lepas kontrol. Mereka akhirnya memiliki kehidupan sendiri dalam ketidak sadaran yang menyebabkan perilaku keliru,” kata inisiator Rumah Budaya Satu-satu (RBSS), Eddie Karsito, di acara ‘Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018’, di Aula Masjid Al-Barokah, Jatisampurna, Bekasi, kemarin.
Melalui momentum ‘Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018’ ini, RBSS memprakarsai lahirnya Rumah Dongeng Satu-satu (RDSS).
Sarana ini diharapkan dapat berperan serta, mengembangkan daya kreatif dan membentuk karakter; kepribadian anak.
“Ini salah satu upaya kami secara mandiri dan independen. RDSS diharapkan dapat menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap perilaku keliru anak. Menjadi sarana membangun karakter anak, agar menjadi pribadi seimbang, adaptif, inisiatif, toleran, simpati, dan berempati,” ungkap Eddie Karsito.
Acara ‘Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018’ yang diselenggarakan Rumah Budaya Satu-satu (RBSS) dan Pusat Kerja Gugus (PKG) PAUD Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi ini, diisi dengan acara edutainment, dalam bentuk menyanyi, menari, dan mendongeng.
Acara ini diikuti lebih dari 500 anak yang terhimpun dari belasan lembaga pendidikan TK-PAUD se-Jatisampurna.
Menampilkan pendongeng Nasional, Kak Deny (Denny Kadarrusman), Valentina Danuwirya (Juara1 Lomba Dongeng Tingkat Kota Bekasi), pendongeng sekaligus penulis cilik, Alexa Aleyda Laila, (telah menulis 4 judul buku cerita anak), serta penampilan Kak Sabrina dari Indo Pro Jakarta.
“Kegiatan mendongeng ini dapat dimanfaatkan sebagai upaya mengasah emosi anak. Menumbuhkan imajinasi, mengajarkan budi pekerti, membentuk kepribadian lebih positif, dan meningkatkan daya kritis anak,” jelas Khusniyati Masykuroh, M.Pd, Ketua Pelaksana acara ini.
Hadir di acara ini, Dhanang Sasongko S.Psi, Sekretaris Jendral (Sekjen) Komisi Nasional Perlindungan Anak, Drs. M.Sukim.M.Pd (Kepala UPTD Pembinaan Non Formal Kecamatan Jatisampurna), Musodik Zuhri (Penasehat RBSS), para guru TK-PAUD, orangtua, tokoh masyarakat dan pemerhati anak.
“Himbauan kami agar orangtua kembali dapat membudayakan dongeng buat anak-anaknya. Dongeng dapat menjadi sarana komunikasi efektif antara orangtua dan anak. Dongeng juga bisa memberi manfaat jalinan kasih sayang kepada anak,” kata Dhanang Sasongko, yang juga Direktur PAUD Institute ini.
Pada kesempatan tersebut Dhanang, sekaligus menyerahkan Mobil Pintar (MOPI) persembahan PT. Askrindo kepada Rumah Dongeng Satu-satu (RDSS), sebagai bentuk dukungan untuk digunakan RDSS menjalankan misi sosialnya.