Pria di Jakarta Selatan Pilih Gantung Diri Karena Stres 6 Bulan Tak Bisa Buang Air Besar
Sang istri, Juriyah (59), terkejut bukan kepalang saat ia baru saja pulang ke rumahnya dan melihat kenyataan yang benar-benar pahit.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak ada yang mengira pilihan yang diambil oleh Syaiful Yusti (66), warga Jalan M Kahfi I Gang Harapan RT 02 RW 06, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Menderita penyakit sulit buang air besar (BAB) sejak setengah tahun terakhir, ia ditemukan meninggal dalam keadaan tergantung pada Sabtu (2/6/2018) siang.
Sang istri, Juriyah (59), terkejut bukan kepalang saat ia baru saja pulang ke rumahnya dan melihat kenyataan yang benar-benar pahit.
Sebelumnya, pada Sabtu pagi sekitar 08.00 WIB, ia pergi untuk berobat di kawasan Senopati, Kebayoran Baru. Sementara, sang suami berada sendirian di rumah.
"Saat saya pulang pukul 11.00, suami saya sudah tergantung di kusen pintu kamar tengah dengan tali tambang," kata Juriah saat memberi kesaksian kepada polisi.
Baca: PPP: Rizieq, Amien dan Prabowo Bikin Kesepakatan di Mekkah Namun Belum Berhasil di Pilpres
Juriah lunglai melihat kawan hidupnya selama puluhan tahun sudah meninggal.
Sebelumnya, tak pernah terbersit dalam benaknya sang suami bakal melakukan aksi nekat seperti itu, meskipun beberapa kali suaminya pernah bilang ingin mengakhiri hidupnya.
Kapolsek Jagakarsa Komisaris Sujarwo mengatakan, polisi segera meluncur ke lokasi begitu mendapatkan laporan.
"Yang pertama melihat adalah istrinya. Sebelumnya dia lagi keluar dan saat kembali ke rumah mendapati suaminya sudah meninggal dunia dengan posisi gantung diri di kusen pintu kamar tengah dengan menggunakan tali tambang warna hijau, menggunakan pakaian yang di gunakan kaos warna hitam, celana pendek warna orange," kata Sujarwo.
Sujarwo mengatakan, tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban, selain jerat pada leher.
Sementara itu tepat didepan kaki almarhum terdapat kursi dalam posisi terjatuh.
Kursi itu diduga dijadikan sebagai alat pijakan sebelum almarhum menjatuhkannya.
Sujarwo mengatakan, berdasarkan kesaksian sang istri, sejak enam bulan lalu almarhum sedang berobat jalan di RS Pertamina karena tidak bisa buang air besar.
"Tanda-tanda putus asa sudah diketahui pihak keluarga. Almarhum selalu mengatakan akan bunuh diri," kata Sujarwo.
Sujarwo mengatakan, pihak keluarga tidak bersedia atau keberatan untuk melakukan visum dan membuat surat pernyataan tidak dilakukan visum dengan diketahui oleh Ketua RT dan Ketua RW.
"Atas peristiwa ini, keluarga tidak akan menuntut kepada siapapun baik pidana maupun perdata," katanya.
Penulis: Feryanto Hadi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.