Indonesia Akan Menjadi Tuan Rumah Festival International Panji 2018
Indonesia akan menjadi tuan rumah Festival International Panji (Inao) Indonesia 2018 yang akan digelar secara roadshow di delapan kota.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah Festival International Panji (Inao) Indonesia 2018 yang akan digelar secara roadshow di delapan kota.
Delapan kota tersebut meliputi, Denpasar, Pandaan, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Yogyakarta dan Jakarta. Berlangsung dari tanggal 27 Juni 2018 hingga 13 Juli 2018.
Melalui kegiatan Festival Panji ini, Direktorat Kesenian dalam peran dan fungsinya sebagai regulator dan fasilitator yang mewakili kehadiran Negara, ingin menggugah kembali pelaku seni, pemerhati seni, dan masyarakat untuk lebih memahami sastra-budaya Panji.
“Sastra-budaya Panji, sebagai warisan budaya bisa dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan karya seni dan pemajuan kebudayaan. Membangun karakter bangsa dengan merintis kesadaran tentang jatidiri, identitas kebangsaan bagi generasi muda,” ujar Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Restu Gunawan, M.Hum, Senin (11/6/2018).
Panji tidak saja mencakup bidang sastra, tetapi juga berkembang dalam berbagai bentuk karya seni lainnya. Antara lain menjadi inspirasi dalam seni pertunjukan (musik, tari, teater), wayang beber, komik, seni media dan film, dan seni kria/kreatif seperti topeng, dan lain-lain.
“Berbagai potensi inilah yang akan ditampilkan dalam semangat festival. Tujuan program ini membangkitkan kembali sastra dan budaya Panji, melestarikan dan merayakan warisan bersama Panji (Inao) Asia Tenggara,” jelas Restu Gunawan.
Tiga negara merupakan peserta Negara ASEAN, telah memastikan terlibat dalam ajang festival ini, yaitu Indonesia, Kamboja, dan Thailand. Selain festival ada instrumen lain seperti penelitian, kajian, diskusi, pemanfaatan seni-teknologi dan ilmu pengetahuan, penerbitan, dan upaya lainnya.
“Jika gerakan ini didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, tentu akan menjadi sebuah gerakan yang masiv, tersistem dan melibatkan semua stakeholde. Sehingga tercipta suatu ekosistem seni dan budaya Panji yang kuat, dinamis dan mengakar,” papar Restu.
Kegiatan Festival Panji Internasional 2018, meliputi; Pergelaran di kota Denpasar, Pandaan, Malang, Kediri,Yogyakarta, dan Jakarta. Selanjutnya ada workshop, di Denpasar, Kediri, dan Yogyakarta, puncaknya Seminar Internasional di Jakarta.
Sejumlah nara sumber yang akan tampil dalam workshop dan seminar, antara lain;
pembicara dalam negeri, Prof. Dr. I Made Bandem, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, SS., M. Hum, Dr. Karsono H. Saputra, S.S, M. Hum, Drs. Henry Nur Cahyo, dan Drs. Handoyo.
Sementara para pembicara yang akan tampil di seminar internasional, antara lain; Dr. Roger Tol (Leiden, Belanda), Dr. Lydia Kieven (Jerman), Dr. Thaneerat Jatuthasri (Thailand), dan Prof. Dr. Nuriah Mohammed (Malaysia). Seminar Internasional ini akan diselenggarakan di Perpustakaan Nasional, 12 - 13 Juli 2018 mendatang.
Juga ada pameran naskah kuno, lukisan, topeng, serta pemutaran film animasi dan berbagai ekspresi benda seni bertema Panji.
Sebagai peningkatan apresiasi masyarakat terhadap budaya Panji, penyelenggara juga menggelar berbagai lomba-lomba yang melibatkan para mahasiswa, pelajar, dan umum. Lomba-lomba akan dilaksanakan di Museum Nasional pada tanggal 8-9 Juli 2018.
Penyelenggara juga akan membawa para delegasi untuk melakukan kunjungan wisata budaya, di berbagai lokasi situs di kota-kota tertentu serta lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan acara.
“Diharapkan kegiatan ini akan lebih meningkatkan apresiasi masyarakat, terutama kalangan anak usia sekolah akan berbagai ragam corak repertoar seni berbasis Panji. Sehingga terbangun komunitas pecinta Panji atau Panjimania,” tutur Restu.
Sastra dan Budaya Panji/Inao merupakan lokal genius nenek moyang bangsa Indonesia. Sastra Panji lahir pada akhir abad ke-14, pada era Majapahit. Tokoh utama cerita Panji adalah Raden Inu Kertapati, putera mahkota Kerajaan Jenggala, dan kekasihnya Dewi Sekartaji, puteri kerajaan Daha.
Dari masa ke masa cerita Panji sangat populer dan digemari masyarakat sehingga cepat menyebar ke wilayah Nusantara. Bahkan melanglang buana ke Asia Tenggara, terutama Malaysia, Kamboja dan Thailand. Cerita Panji diabadikan di beberapa relief candi di Jawa Timur.
Sehingga perlu upaya untuk “Menggugah Kembali Warisan Bersama Sastra dan Budaya Panji” tersebut. Apalagi naskah cerita Panji telah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan Dunia (Memory of the World/MoW), tanggal 13 Maret 2017.
Informasi dan agenda acara Festival Internasional Panji 2018, bisa dilihat pada laman www. festivalpanji.id.